Akhirnya! Megawati Beri Penjelasan Soal Ucapan Milenial Tak Boleh Dimanja

Hal tersebut disampaikan Megawati saat hadir dan menjadi pembicara secara daring dalam Dialog Kebangsaan Universitas Negeri Jakarta

Bangun Santoso | Novian Ardiansyah
Selasa, 10 November 2020 | 11:17 WIB
Akhirnya! Megawati Beri Penjelasan Soal Ucapan Milenial Tak Boleh Dimanja
Tangkapan layar Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat memberikan pengarahan pada pengumuman calon kepala daerah PDIP gelombang IV, yang dilaksanakan secara virtual, di Jakarta, Jumat (28/8/2020). (Antara/Syaiful Hakim)

SuaraJatim.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akhirnya memberikan penjelaskan ihwal permintaan dirinya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk tidak memanjakan generasi milenial. Menurut dia, jika dilihat dengan pikiran jernih permintaan tersebut bersifat memacu.

Hal tersebut disampaikan Megawati saat hadir dan menjadi pembicara secara daring dalam Dialog Kebangsaan Universitas Negeri Jakarta sebagai Ketua Dewan Pembina Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

"Menurut saya, kalau kita berpikiran jernih itu adalah hal yang sangat memacu. Menanyakan kepada para generasi muda bangsa saat ini, apa sebenarnya yang telah saya lakukan bukan buat diri sendiri tetapi bagi negeri," kata Megawati, Selasa (10/11/2020).

Sebelumnya Megawati mengingat kembali pernyataannya terkait milenial yang pernah ia sampaikan dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda di kalangan kader PDI Perjuangan.

Baca Juga:Blunder Stafsus Milenial, Kirim Surat Perintah hingga Kubu Sebelah Megap

"Saya mungkin semua melihat ketika saya juga diminta untuk memberikan pengarahan di kader partai kami mengenai waktu itu sumpah pemuda. Saya memang bilang kan begini kepada Pak Jokowi, bapak sebagai presiden tolong kalangan milenial ini jangan dimanjakan karena saya ingin bertanya apa bakti kepada negeri kita ini," tutur Megawati.

Penjelaskan PDIP

Diketahui, ketika Megawati Soekarnoputri mengatakan supaya generasi milenial tidak dimanjakan, pesan sesungguhnya dari ucapan tersebut untuk mengingatkan para pemuda bahwa mereka adalah penentu masa depan bangsa.

Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Jumat (30/10/2020), untuk menjelaskan maksud dari pesan Megawati menanyakan sumbangsih kaum milenial, yang kemudian dipersoalkan sejumlah kalangan.

Menurut Hasto pesan Megawati mengandung semangat dari sosok seorang ibu pejuang yang terus memikirkan masa depan Indonesia.

Baca Juga:Viral Polemik Surat Stafsus Milenial, Begini Respon Dema UIN Semarang

“Ibu Mega berpesan bahwa pemuda penentu masa depan bangsa, harus dilihat kekinian, bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia menggembleng diri dan kesemuanya digerakkan oleh semangat untuk membawa kemajuan bagi Indonesia Raya. Dengan demikian inti sari peringatan Sumpah Pemuda adalah bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia saat ini, dalam seluruh alam pikir dan alam rasanya, sudah memikirkan perbuatan terbaik bagi masa depan bangsanya,” ujar Hasto dalam pernyataan tertulis.

Memahami pernyataan Megawati, kata Hasto, mesti dengan perspektif sekarang. Jika saat ini bangsa Indonesia memiliki kaum muda yang hebat-hebat, akan lebih optimistis menatap masa depan.

“Kunci dari kemajuan bangsa adalah pendidikan dan kebudayaan. Semua dijalankan dengan penuh semangat, dengan energi juang kaum muda yang menyala-nyala,” kata Hasto.

PDI Perjuangan menegaskan bahwa hidup dalam perjuangan kepartaian itu diisi dengan perjuangan.

“Menjadi kader muda Partai harus menjadi kader pembelajar dengan kedepankan sikap kenegarawanan, artinya berjuang bagi kemajuan peradaban bangsanya sebagai sikap hidup dan ditempatkan di atas kepentingan pribadi atau golongan,” kata Hasto.

"Dalam seluruh rekam jejak kehadiran pemimpin di PDI Perjuangan, sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi, hingga saat ini seperti Mas Prananda Kepala Situation Room, Mbak Puan Ketua DPR, Ganjar Jateng, Bu Risma Surabaya, Azwar Anas Banyuwangi, Hendi Semarang, Eka Tabanan, hingga Gus Mis, Adian, Putra Nababan, dan begitu banyak tokoh muda lainnya yang sekarang menjadi pimpinan Partai, pimpinan dewan dan juga calon kepala daerah, semua menunjukkan tradisi yang sama, menggembleng diri dan kemampuan menjemput tugas panggilan sejarah."

PDI Perjuangan, kata Hasto, mengajarkan pada setiap kader muda untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bangga dengan jati diri kebudayaan bangsa, dan punya vision terhadap arah masa depan bangsa, serta jadikan semangat juang (geist), tekad juang (will), dan perbuatan bagi kepentingan umum, bangsa dan negara (daad) sebagai elemen penting yang harus dimiliki kaum muda.

"Sebab tidak ada pemimpin lahir tanpa gemblengan hidup dan kehidupan,” kata Hasto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini