SuaraJatim.id - Ombak tinggi dan angin kencang menghantam pesisir pantai daerah Kenjeran Surabaya. Sekitar 250 nelayan terpaksa ronda untuk menjaga perahu miliknya.
Ketua RT 3 RW 2 Cumpat, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Hendrik Trimaryono mengatakan, sebanyak 200 unit perahu terancam rusak.
"Untuk sementara, ada 5 perahu yang tenggelam di Pantai (Bulak Cumpat), dari sore tadi para nelayan sudah siaga, karena pada pukul 16.00 angin sudah kencang," ujarnya pada SuaraJatim.id, Kamis (12/11/2020) dinihari.
Sedangkan untuk gelombang tinggi sendiri, sudah terjadi sejak pukul 20.00 WIB. Hal itu memaksa para nelayan menarik beberapa perahunya dari tepian laut.
Baca Juga:Risma Punguti Sampah Saat Aksi Tolak Omnibus Law, Netizen: Pencitraan!
"Untuk gelombang tinggi, habis solat Isya. Tadi di RT 2 RW 2 Bulak Cumpat, ada Posko para nelayan yang rusak, dan beberapa perahu pecah-pecah karena terjangan ombak tinggi," katanya.
Untuk angin kencang sendiri di area Bulak Cumpat, sudah terjadi sejak 3 hari yang lalu. Sedangkan gelombang tinggi terjadi sejak Rabu (11/11/2020) malam.
"Kalau angin sudah 3 hari, tapi untuk gelombang tinggi malam ini. Ombak tinggi mencapai 3 meter. Saat ini para nelayan sudah berada di atas perahu masing-masing untuk siaga," ujarnya.
Sementara itu, Ketua RW 2 Cumpat, Saniadi Santoso, berharap agar adanya bantuan dari pemerintah guna pengadaan pemecah ombak di area Kenjeran dan sekitarnya.
"Sudah mengajukan tapi enggak nututi dananya. Saya berharap ada bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya, ataupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur, bisa mendengar keluhan warga sini," ungkap Saniadi.
Baca Juga:Apes! Setelah Tempuh Surabaya-Jakarta, Sepeda Kakek Tarwi Dicolong Orang
"Saat ini kami sudah mengajukan pemecah ombak. Intinya kalau ada pemecah ombak untuk mengurangi hantaman ombak di tepi pantai," katanya.
Menurut pantauan SuaraJatim.id di lokasi, tak hanya pesisir Bulak Cumpat yang dihempas gelombang tinggi, daerah Nambangan juga turut serta diamuk ombak dan angin kencang, bahkan beberapa rumah warga kemasukan air laut.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa