SuaraJatim.id - Pahit benar dialami dua keluarga di Beijing China ini. Seorang ibu bernama Xu merawat Yao Ce selama 28 tahun yang ternyata bukan anak kandungnya. Cerita terungkap saat Yao sakit kanker hati.
Xu hendak mendonorkan levernya untuk menyelamatkan nyawa Yao sebab kondisinya terus memburuk. Namun ternyata lever keduanya tidak cocok. Dari sini kejanggalan terjadi. Berikutnya Xu dan suaminya bercerita kepada Beijing News agar menemukan orang tua kandung Yao.
Sehingga, bila orang tua kandungya ketemu nanti Yao bisa membantu mendonorkan hatinya. Lalu Xu pergi ke rumah sakit di Henan, tempat dia menerima bayi yang keliru pada Juni 1992.
Atas bantuan polisi, Xu menemukan orang tua biologis Yao, yakni bernama Guo Xikuan dan Du Xinzhi. Sayangnya kenyataan pahit justru terungkap di sini.
Baca Juga:Ibu di Sumenep Ini Kaget Saat Ambil Bayi di RSUD: Loh, Kok Bayinya Beda!
Guo dan Du ternyata memiliki anak perempuan yang mengalami gangguan jiwa. Anak yang mengalami gangguan jiwa ini anak kandung Xu dan suaminya.
Cerita pilu ini tidak berhenti. Du, ibu kandung Yao, ternyata penderita hepatitis B dan harus menjalani kemoterapi karena kanker hati. Karena Du adalah pengidap, Yao seharusnya mendapatkan vaksin hepatitis B dosis tinggi segera setelah lahir.
Namun, vaksin tersebut malah diberikan secara tidak benar kepada putra kandung Xu yang sehat tadi sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan akhirnya mengalami gangguan jiwa tadi.
Dan Xu yakin sejak lahir Yao tidak mendapatkan vaksinasi karena menganggap bayinya itu sehat. Hal ini dicurigai menyebabkannya menderita kanker hati pada usia sangat muda. Demikian dilaporkan China Global Television Network pada April.
Xu dan suaminya lalu menggugat rumah sakit yang menyebabkan bayinya tertukar 28 tahun itu. Hasilnya, rumah sakit di Henan didenda membayar kompensasi sebesar 760.000 yuan atau setara Rp1,64 miliar kepada pasangan suami-istri akibat kekeliruannya memberikan bayi pada 28 tahun yang lalu.
Baca Juga:Viral Video Seorang Ibu Salah Gendong Anak, Publik: Bayi yang Tertukar
Rumah sakit tersebut, Huaihe-Universitas Henan, juga diminta bertanggung jawab atas penyakit yang diderita anak biologis pasutri itu.
Rumah Sakit Huaihe, Universitas Henan, melakukan kesalahan fatal dalam merawat bayi laki-laki tersebut pada 1992 baru lahir, dan ada beberapa kejanggalan dalam pemberian vaksin hepatitis B saat itu. Demikian isi putusan Pengadilan Distrik Gulou, Kaifeng, Provisi Henan, Senin (7/12).
Kompensasi sebesar 760.000 yuan itu terdiri dari 400.000 yuan atas penderitaan mental Yao Ce, yang terpisah dari orang tua kandungnya sendiri selama 28 tahun. Ganti rugi juga termasuk 360.000 yuan untuk biaya medis Yao Ce, yang divonis menderita kanker hati stadium akhir pada Februari lalu.
Zhou Zhaocheng selaku kuasa hukum pasutri mengatakan kliennya menerima putusan pengadilan meskipun nilai kompensasi yang diterima tidak sesuai tuntutan.
"Bagus kalau melihat pengadilan mendukung kami dalam mengidentifikasi kesalahan kerja rumah sakit yang menyebabkan Yao terpisah sejak lahir 28 tahun lalu. Kami juga merasa mendapat keadilan ketika pengadilan juga memutuskan bahwa rumah sakit harus bertanggung jawab 60 persen atas kanker hati Yao karena kesalahan vaksinasi sebelumnya," kata pengacara sebagaimana dikutip China Daily, Selasa pagi.
Terkait kondisi fisik dan beban ekonomi yang diderita Yao, pengacara itu akan membantunya mengajukan prosedur agar segera mendapatkan kompensasi.
"Dengan demikian, klien saya bisa mendapatkan kompensasi secara tepat waktu untuk memastikan perawatan medisnya, terlepas apakah rumah sakit mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi atau tidak," ujarnya.
Sementara itu, pihak rumah sakit menyatakan menerima putusan tersebut sebagaimana dilaporkan Beijing News.