Hindari Hukum, Jika Terima Dana Salah Transfer Ini yang Harus Anda Lakukan

Seorang warga Surabaya kini harus berurusan dengan hukum karena menggunakan dana salah tranfer di rekening BCA sebesar kurang lebih Rp 50 juta.

Muhammad Taufiq
Minggu, 28 Februari 2021 | 13:38 WIB
Hindari Hukum, Jika Terima Dana Salah Transfer Ini yang Harus Anda Lakukan
Ilustrasi ATM. (shutterstock)

SuaraJatim.id - Kasus orang terjerat perkara hukum gara-gara menggunakan dana salah transfer banyak terjadi di negeri ini. Terbaru kasus di Surabaya, Jawa Timur.

Seorang warga Surabaya kini harus berurusan dengan hukum karena menggunakan dana salah tranfer di rekening BCA sebesar kurang lebih Rp 50 juta.

Ternyata, kasus serupa sering terjadi. Dan tidak menutup kemungkinan akan ada kasus serupa lagi. Lalu bagaimana sih menghindari konsekuensi hukum dan apa yang harus dilakukan jika menerima dana salah transfer?

Ternyata, bagi nasabah yang menerima dana salah transfer tidak dibenarkan menguasai, apalagi menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadi.

Baca Juga:Dipicu Dana Banpol, 26 DPC Tuntut Ketua NasDem Surabaya Dicopot

Hal ini disampaikan oleh Praktisi Hukum dari Kantor Konsultan Hukum dan Investasi Soedjono C Atmonegoro Henricus H & Rekan Aristo Yanuarius Seda. Ia menjelaskan, bank dapat mengajukan gugatan kepada nasabah yang tidak kooperatif dalam mengembalikan dana dari kejadian salah transfer.

Apalagi, pihak perbankan telah melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan kepada nasabah bahwa dana yang diterima tersebut bukan merupakan haknya.

Mengacu pada Pasal 85 UU 3/2011, unsur yang mendukung perbankan dapat melakukan gugatan kepada nasabah adalah intensi dan tindakan nasabah yang dengan sengaja ingin menguasai dana dari kejadian salah transfer tersebut.

Dalam pasal tersebut ditegaskan bahwa setiap orang yang dengan sengaja menguasai dan mengakui sebagai miliknya dana hasil transfer yang diketahui atau patut diketahui bukan haknya dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

"Dengan menggunakan dana yang bukan haknya untuk kepentingan pribadi, apalagi sudah ada pemberitahuan resmi dari pihak perbankan bahwa dana tersebut berasal dari kejadian salah transfer, perbuatan tersebut sudah memenuhi unsur delik hukum pada pasal 85 UU 3/2011. Perbankan memiliki hak untuk mempidanakan nasabah tersebut, bahkan dengan pasal lain yang memberatkan, seperti tindak pidana penggelapan," ujarnya.

Baca Juga:Ngaku Korban PHK, Warga Surabaya Rela Jadi Budak Narkoba

Dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Aristo menjelaskan, belajar dari berbagai kasus yang terjadi, nasabah sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan dana yang belum diketahui asal usul sumbernya.

Setiap dana yang masuk ke rekening seharusnya dicek asal usul dan validitasnya, sehingga penggunaan dana nyasar tersebut tidak menimbulkan permasalahan lanjut yang merugikan nasabah sendiri di kemudian hari.

Kejadian salah transfer bank atau dana nyasar kepada nasabah pernah terjadi di luar negeri maupun di dalam negeri.

Nominal dan nasabah penerima salah transfer pun beragam, dari ribuan, puluhan, hingga triliunan. Jumlah nasabah yang menerima ‘dana kejutan’ bahkan mencapai lebih dari tiga ribu nasabah dalam sekali waktu.

Aristo menegaskan, perbankan di dalam negeri sudah mendapat perlindungan hukum untuk dapat mengambil langkah tegas terhadap kejadian salah transfer.

Jalur damai yang dilandasi itikad baik para pihak memang merupakan langkah pertama yang seyogyanya dikedepankan. Namun, jika langkah tersebut tidak dapat menyelesaikan permasalahan, langkah hukum sebagaimana yang diatur dalam undang-undang menjadi palang pintu untuk menentukan penyelesaian yang adil bagi semua pihak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini