Jaminkan KTP, Suami Tinggalkan Jenazah Istri di Kosan Nunggak Biaya RS

Dedy belum melunasi biaya pemulasaran jenazah istrinya di RS Gatoel Mojokerto

Muhammad Taufiq
Rabu, 17 Maret 2021 | 06:05 WIB
Jaminkan KTP, Suami Tinggalkan Jenazah Istri di Kosan Nunggak Biaya RS
Ilustrasi mayat perempuan. (BeritaJatim)

SuaraJatim.id - Dedy Hakim, suami yang sempat 24 jam meninggalkan jenazah istrinya, Indah Kusnaeni (30) di kamar kosan sendirian di Kota Mojokerto, Jawa Timur, ternyata belum melunasi biaya pemulasaran kepada rumah sakit sebesar Rp 1 juta.

Dedy masih menjaminkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Rumah Sakit Gatoel. Ia diminta oleh rumah sakit setempat mengurus surat keterangan tidak mampu sehingga biayanya bisa lunas.

"Iya belum bayar Rp 935 ribu, masih ninggal KTP. Kalau beliau tidak mampu, kebijakan Direktur Rumah Sakit bisa minta surat dari desa bahwa tidak mampu bayar. Tapi sampai dengan sekarang suami belum ke RS," kata Humas RS Gatoel, Priyadi, Selasa (16/03/2021).

Dikutip dari jatimnet.com, jejaring media suara.com, Priyadi menjelaskan kondisi sang istri saat dijemput di kosannya pada Minggu (14/03/2021) sekitar pukul 15.36 WIB sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Baca Juga:Duh! Suami di Mojokerto Tinggalkan Jasad Istri Sendirian 24 Jam di Kosan

Petugas RS yang datang ke lokasi langsung membawa jenazah Indah Kusnaeni untuk dimandikan dan dikafani atas permintaan suami.

"Kemarin (Minggu) suaminya datang ke IGD, bilang istrinya sudah meninggal minta dijemput. Untuk dimandikan di RS karena tetangga tidak ada yang berani," katanya.

Peristiwa ini sempat menghebohkan warga Gang Panggreman, Kelurahan/Kecamatan Kranggan. Sang suami, Dedy Hakim Sugiharto, sempat meninggalkan jenazah istrinya di kamar kos di lingkungan setempat karena sedang mengurus lokasi pemakaman istri sirinya warga Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu.

Indah meninggal dunia karena sakit kelenjar getah bening di kamar kos. Kemudian, Dedy meminta bantuan RS Gatoel untuk membawa jenazah istrinya dan dimandikan hingga dikafani di RS Gatoel, pada Minggu (14/03/2021).

Lalu jenazah dikembalikan lagi ke kamar kos pada Senin (15/03/2021) dini hari. Dedy sempat meninggalkan jenazah istrinya hampir 24 jam karena masih bingung mengurus lokasi pemakaman.

Baca Juga:Diberi Minuman Jeruk Orang, Edi Pingsan, Saat Sadar Uang Rp 40 Juta Hilang

Dedy saat dikonfirmasi mengakui masih memiliki tanggungan terhadap RS Gatoel sebesar Rp 1 juta. Hanya saja, ia masih belum memiliki uang untuk melunasi dana pemulasaran istrinya. Padahal batas waktu toleransi pelunasan sudah terlewat, yakni Senin, 15 Maret 2021, pukul 06.00 WIB.

"Masih ada biaya yang saya harus bayar di RS Gatoel sebesar Rp 1 jutaan buat biaya mandiin, sama ambulans untuk bawa istri saya ke sini (kosan). Apalagi pada saat itu saya harus melunasi rumah sakit sampai batas waktu jam enam pagi," ujarnya.

Ia mengakui sempat meninggalkan jenazah istrinya untuk mengurus lokasi pemakaman sebab istrinya bukan warga Mojokerto. Namun ia sudah memberitahu ke pemilik kos. Karena lama tak kembali dan tak bisa dihubungi, warga heboh dan menghubungi kepolisian.

"Saya sempat bilang ke Pak RT/RW soal ini, katanya saya enggak boleh tinggalkan jenazah istri saya. Tidak membahas soal dimakamkan dimana atau gimana. Tapi kalau enggak saya tinggal, siapa yang mengurusi, akhirnya saya minta tolong ke pemilik kos sampai saya dipinjami motor matic agar lebih cepat," katanya.

Ia sengaja mengurusnya sendiri dengan alasan tak ingin membebani keluarga.

"Saya sudah dewasa, jadi ini menjadi pilihan. Di lain sisi keluarga saya juga belum lama tertimpa musibah bapak saya enggak ada (meninggal)," ucap pria yang sehari-hari bekerja sebagai debt collector atau penagih utang ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini