SuaraJatim.id - Cerita kolak ayam Gumeno tidak lepas dari kisah Sunan Ndalem, anak Sunan Giri. Kolak ini, menurut kepercayaan masyarakat setempat, dibuat oleh anak dari Sunan Ndalem di Gresik.
Kini, kolak Ayam yang dikenal sebagai warisan tradisional Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, tersebut terus dilestarikan sampai sekarang dan telah menjadi kuliner warisan budaya Kabupaten Gresik.
Yang unik dari kolak ayam ini adalah taburan ayamnya. Kemudian, kolak juga hanya disajikan hanya sekali setahun, yakni setiap malam 23 Ramadhan.
Menurut ketua panitia acara bagi-bagi kolak ayam Gumeno, Suudin, tradisi Kolak Gumeno itu mulai popular sejak 1453, saat Sunan ndalem yang merupakan raja di Giri Kedaton sedang sakit.
Baca Juga:Pria Brewok yang Katai Pengunjung Mal Bermasker Tolol Dihukum di Liponsos
Beberapa obat tidak mampu menyembuhkanya. Kemudian putra dari Sunan Giri mendapatkan hidayah membuat ramuan kolak yang dicampuri ayam.
"Saat makan Kolak Ayam atas izin Allah, sakit Sunan Ndalem sembuh. Sehingga pasca itu, beliau meminta kepada warga sekitar agar membuat kolak tersebut pada malam ke 23 Ramadhan, karena sang wali makan pada tanggal itu," kata Suudin di Masjid Gumeno, Selasa (04/05/2021) malam.
Menurut Suudin, semula jajanan Kolak Ayam lebih popular dengan sebutan Sangering ‘sang’ diartikan raja dan ‘gering’ dalam bahasa jawa yakni sakit.
Artinya obat raja yang sakit. Namun seiring waktu jajanan pembuka pada malam 23 ramadhan lebih terkenal dengan sebutan Kolak Ayam.
"Ayam yang digunakan sebetulnya harus ayam jago. Karena Sunan Ndalem meminta ayam jago. Tapi akhir-akhir ini Kolak Ayam diproduksi dalam jumlah besar maka ayam betina juga dimasak," ujarnya.
Baca Juga:UPZ Semen Gresik Salurkan Puluhan Juta Zakat Karyawan
Uniknya lagi, dalam penyajian Kolak Ayam ini, semua yang mengerjakan adalah warga yang berjenis kelamin pria. Mulai dari proses memasak hingga membungkus ayam dalam kemasan.
Setelah melalui proses pengemasan, jajanan ini selanjutnya dibagi-bagi ke warga penduduk maupun tamu yang datang berbuka di Masjid Gumeno. Karena masih dalam suasana pandemi, Panitia Kolak Ayam terpaksa membatasi pengunjung yang datang.
"Untuk tahun ini karena bertepatan dengan peraturan menjaga jarak, kami hanya menyediakan 300 porsi Kolak Ayam yang tersedia di Masjid Gumeno saat berbuka," bebernya.
Sedangkan untuk keseluruhan panitia memasak 250 porsi, dengan menghabiskan 125 ekor ayam. Porsi itu di luar jatah Masjid, karena nanti panitia yang akan membagikan ke warga penduduk.
"Kalau sebelum pandemi tamu yang datang bisa sampai 2500 orang. Kebanyakan dari luar warga Gresik. Seperti Sidoarjo, Mojokerto hingga Suarabaya. Semuanya yang datang ingin mendapatkan berkah tinggalan waliyullah Sunan Ndalem," jelasnya.
Adapun untuk ramuan Kolak Ayam sendiri, seperti gula merah, jinten, bawang daun, kelapa dan air. Proses pembuatannya juga menggunakan cara tradisional, supaya menyimpan keaslian ramuan dari Sunan Ndalem.
- 1
- 2