SuaraJatim.id - Dua daerah yang menggapit Kota Surabaya sama-sama berstatus zona merah (rawan penyebaran Covid-19). Kabupaten Sidoarjo di sisi selatan dan Bangkalan Madura di sisi Utara.
Namun penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diimplementasikan dengan penutupan akses masuk Kota Surabaya sebagai ibu kota provinsi itu berbeda. Hingga hari ke-7 penerapan PPKM ini, Surabaya masih menutup diri.
Namun ada yang berbeda sejak beberapa hari terakhir ini. Akses utama masuk Surabaya dari selatan, yakni di kawasan Waru ditutup total. Sementara akses masuk dari Utara, di Jembatan Suramadu, sekarang cukup longgar--tidak ada penyekatan.
Respons warga dari selatan dan utara memang berbeda. Pemkot Surabaya pernah mengetati akses masuk di sisi Suramadu, namun tidak maksimal. Bahkan, penyekatan saat itu cenderung rusuh dan berujung demo gede-gedean warga Madura.
Baca Juga:Tenang, Lur! Pasokan Oksigen di Surabaya Aman, Tapi Harganya Naik
Padahal, bukan hanya Bangkalan yang masuk Zona merah, dua kabupaten lain yakni Sampang dan Pamekasan pun demikian.
Namun di sisi selatan Surabaya friksi tidak begitu nampak. Penutupan secara total di sisi selatan juga berjalan cukup aman, meskipun protes tetap terjadi. Ini bisa jadi karena akses jalan alternatif dari sisi Sidoarjo cukup banyak.
Warga dari selatan masih bisa leluasa masuk Surabaya lewat jalur alternatif, gang-gang kecil (jalur tikus), bahkan ada yang menggunakan jasa perahu tambang untuk masuk ke Surabaya.
Salah satu pengendara motor asal Pondok Jati, Kecamatan Taman, Sidoarjo, bernama Ahmad ini misalnya. Ia mengaku geram, namun tidak bisa berbuat banyak. Warga ini merasa sosialisasi kurang dan penutupan total terkesan mendadak.
Menurutnya, hal tersebut justru menghambat mobilitas masyarakat yang sedang melakukan perjalanan antar kota dengan suatu kepentingan tertentu.
Baca Juga:Surabaya Ditutup, Warga Berjubel Pakai Perahu Tambang Hindari PPKM Darurat
"Saya mau kerja, sebelumnya tidak ditutup, lah ini tadi kok tahu-tahu ditutup. Pastinya saya kecewa, nggak ada pemberitahuan juga sebelumnya," kata Ahmad, Rabu (07/07/2021).
Sementara itu, pengendara bernama Maulidya juga mengaku kecewa dengan penutupan itu. Ia mengungkapkan tak mengetahui adanya pemberitahuan, baik pemberitaan melalui media maupun sosialisasi dari sejumlah instansi terkait kepada masyarakat.
"Biasanya di sosmed sudah ada woro-woro (pemberitahuan), saya cek di instagram saya tidak ada apa-apa, paling penyekatan saja seperti biasa. Pas sampai sini tadi, kok tiba-tiba ditutup total, piye coba?" ujar warga Sukodono, Sidoarjo itu.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa