Akhirnya lelaki dari bani Fazaroh itu tidak menerima perlakuan Jablah terhadapnya, karena ia melakukan hal itu tidak dengan sengaja. Kemudian ia datang dan mengadu kepada Khalifah Umar tentang perlakuan raja Ghossan itu terhadapnya.
"Umar memang seorang khalifah yang sangat arif dan bijaksana serta memperhatikan pengaduan rakyat kecil dan keluhan umatnya," katanya.
Maka, ia pun mendengarkan semua pengaduannya tersebut serta mengakomodasikan untuk dicarikan jalan keluar yang terbaik baginya. Setelah itu ia mengutus seseorang untuk memanggil Jablah agar menghadapnya
Umar bertanya. "Hai Jablah, benarkah anda telah memukul seorang lelaki dari bani Fazaroh ketika ia sedang tawaf di sekeliling Ka'bah? "Tanya Khalifah Umar kepada Jablah.
Baca Juga:Lukman Sardi Pindah Agama Setelah Umrah, Pesohor Ini Murtad Setelah Haji
Dengan angkuh Jablah menjawab, "Benar Amirul Mukminin. Memang benar saya telah memukul hidung lelaki itu karena ia dengan sengaja telah menginjak kain ihram saya, hingga akhirnya terlepas dari tubuh saya. Kalau seandainya saja bukan karena kemuliaan Ka'bah baitullah aku sudah saya tebas batang lehernya! ".
Lalu Umar berkata, "Baiklah, karena anda telah melakukan perbuatan yang menyakiti orang lain, maka sebaiknya minta maaf kepadanya, dan kalau tidak saya akan memerintahkan kepadanya untuk menuntut balas atas perbuatan anda tersebut. Karena bagaimanapun anda tidak boleh berbuat sewenang-wenang terhadap sesama muslim!"
Jablah terkejut dan balik bertanya, "Apa yang akan anda lakukan terhadap saya, hai Amirul mukminin?" Umar menjawab, saya akan menyuruh lelaki dari bani Fazaroh yang pernah anda cederai untuk memukul hindung anda."
Betapa terkejutnya Jablah mendengar ucapan Khalifah Umar bin Khathab itu saya bertanya. "Ya Amirul mukminin, bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi? anda sendiri telah mengetahui, bahwa saya ini adalah seorang pembesar dari negeri Syam, sedangkan lelaki itu hanyalah rakyat jelata.
Dengan tegas Khalifah Umar berkata kepadanya. "Ketahuilah olehmu hai Jablah sesungguhnya Islam itu telah mempersatukan anda sebagai seorang pembesar suatu kaum dengan lelaki tersebut yang hanya rakyat jelata. Sebenarnya antara anda dengannya tidak ada keistimewaan apa-apa, kecuali keimanan dan ketakwaan."
Baca Juga:Artis Senior Ini Pilih Murtad Setelah Ibadah Umrah, Begini Alasannya
Namun Jablah menyambutnya dengan jawaban yang tidak menyenangkan, "Saya mengira bahwa saya akan menjadi lebih mulia dan dihormati setelah saya memeluk agama Islam. Akan tetapi, pada kenyataannya saya malah lebih diabaikan dari sebelumnya."