SuaraJatim.id - Warga Dusun Semboro Pasar Desa Semboro Kecamatan Semboro Kabupaten Jember Jawa Timur mengisolasi diri mereka sendiri setelah hampir separuh warganya positif Covid-19.
Ada seratus warga tinggal di dusun tersebut. Dari jumlah itu, 45 orang dinyatakan positif Covid, sementara tiga diantaranya sudah meninggal dunia. Oleh sebab itu mereka berinisiatif mengisolasi diri mereka sendiri.
Mereka bahkan memasang status ‘Wilayah Ngeyel Keplak’ di akses jalan masuk dusun mereka. Isolasi kampung itu sudah berjalan sejak sepekan lalu.
Isolasi dilakukan setelah tiga orang warga RT 1, RT 2, dan RT 3 RW 21 meninggal dunia. Kemudian sejumlah warga juga mendadak sakit. Akhirnya setelah ditelusuri, diketahui 45 orang terkonfirmasi positif Covid.
Baca Juga:Tiga Warga Meninggal dan Puluhan Lainnya Terpapar Corona, Satu Dusun di Jember Lockdown
Mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri (Isoman) dan memasang portal larangan keluar masuk kampung. "Mereka melakukan isolasi mandiri bukan atas perintah siapa-siapa," kata Kepala Desa Semboro Antoni, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Jumat (06/08/2021).
Sebuah papan pengumuman tertempel di ujung gang. 'Perhatian! Dilarang Masuk Wilayah Kendalan. Anda Memasuki Wilayah Ngeyel Keplak'. "Warga menutup portal supaya tidak ketularan dari luar dan menularkan virus," kata Antoni.
Selain itu, warga membuka dapur umum untuk melayani warga yang melakukan isolasi mandiri. Bantuan berdatangan dari komunitas pemuda, Lembaga Amil Zakat Infaq Sodaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU), dan anggota DPRD Jember.
Makanan dan obat diantarkan tiga kali sehari: pagi, siang, dan malam. "Petugas mengantarkan makanan sekaligus menunggui warga yang isomasi mandiri agar meminum obat," kara Antoni.
Kemudian pengurus RT, RW, dan kampung melakukan pemantauan intensif terhadap warga yang melakukan isolasi mandiri di 90 RT, 32 RW, dan tiga dusun yakni Dusun Semboro Lor, Semboro Pasar, dan Semboro kidul.
Baca Juga:Bupati Jember: Rumah Warga Isoman Dipasangi Bendera Merah Supaya Terpantau
Para warga tersebut melakukan isoman di bawah pengawasan puskesmas, relawan, dan pemerintah desa. "Alhamdulillah sekarang banyak yang sembuh," kata Antoni. Dari 45, tinggal 23 orang yang isolasi mandiri, Kamis (5/8/2021).
Antoni memuji kesadaran warga tersebut. Selama ini pemerintah desa sudah melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro melalui rukun tetangga.
"Kami kontrol atau tracing rutin. Ketika ada yang positif, kami dampingi kunjungan pihak tenaga kesehatan. Kami laksanakan semua prosedur di pemerintahan,” katanya.