Kalau perlu, menurutnya, pemerintah Indonesia melanjutkan langkah yang dirintis JK saat menjabat wakil presiden, menjadi mediator konflik di Afghanistan.
Hasbullah mengatakan Indonesia punya modal bagus untuk menjalin hubungan dengan rezim Taliban.
"Indonesia punya latar belakang (masalah) yang mirip (Afghanistan). Di sini banyak aliran tapi bisa contohkan beda aliran di sini tak harus cakar-cakaran," katanya.
Selain itu, Indonesia mesti pula mendekati kelompok yang dulunya pergi dari Tanah Air ke Afghanistan atau kelompok pendukung Taliban di Indonesia.
Baca Juga:Negara Dikuasai Taliban, Sineas Afghanistan Akan Lakukan Ini Jika Selamat
Mengapa demikian, Hasbullah khawatir, pendukung Taliban di Indonesia tahunya Taliban masih seperti 20 tahun lalu. Padahal Taliban kini menjanjikan perubahan dengan moderat.
"Takutnya (pendukung Taliban di Indonesia) masih mengira Taliban seperti 20 tahun silam. Ini kan sudah baru. Supaya ada penjajakan, sebab bisa saja Taliban baru ini sebelumnya dipercaya, bahkan oleh rakyat Afghanistan sendiri," kata dia.
Mujahid jamin keamanan kantor perwakilan negara
Dikutip dari Al Jazeera, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, berjanji pada hari Selasa, (17/8/2021) bahwa Taliban akan menghormati hak-hak perempuan.
Kemudian, Taliban juga akan memaafkan pihak yang menentang dan memastikan Afghanistan yang aman, sebagai bagian dari publikasi untuk meyakinkan dunia dan masyarakat yang ketakutan bahwa mereka telah berubah.
Baca Juga:Gelar Konferensi Pers, Taliban: Kami Lindungi Warga Asing dan Hak Perempuan
Kelompok tersebut sebelumnya juga mengumumkan ke seluruh Afghanistan dan mendesak perempuan untuk bergabung dengan pemerintahnya.
Mencoba menenangkan ketegangan yang terjadi ibu kota seperti yang terlihat dari kekacauan di bandara saat ribuan orang mengerumuni pesawat dalam upaya putus asa untuk melarikan diri.