SuaraJatim.id - Jawa Timur ( Jatim ) memiliki beragam suku, yuk kita kenal satu per satu suku yang ada di provinsi ujung timur Pulau Jawa ini. Jatim memiliki provinsi terluas dibandingkan 6 provinsi lainnya dengan keberadaan jumlah penduduk terbanyak yakni 40.665.696 di Indonesia sesudah Jawa Barat.
Memiliki luas wilayah 47.803,49 km², wilayah Jawa Timur sendiri meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean, dan Pulau kecil lainnya. Mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa, selain itu ada Suku Madura, Suku Bawean, Suku Osing. Berikut Suku yang mendiami wilayah Jawa Timur :
1. Suku Jawa
Suku Jawa menyebutnya ‘Wong Jowo ‘, tentu saja suku Jawa merupakan suku terbesar yang ada di Provinsi Jawa Timur. Bahkan mereke tersebar dibeberapa daerah lainnya melalui program yang disediakan oleh Pemerintah. Mayoritas orang Jawa adalah Islam, dengan beberapa minoritas Kristen, Kejawen, Hindu, Budha dan Konghuchu.
Baca Juga:Hina SBY hingga AHY, Seorang ASN di Jawa Timur Dipolisikan
Tidak diragukan lagi Suku Jawa sangat menjunjung tinggi kehormatan, keseimbangan dan keharmonisan. Terlihat dalam keseharian mereka yang berperilaku sopan nan sederhana, sebagai contoh : Wong Jowo dikenal sebagai pribadi dengan tutur kata yang halus.
Ada kata-kata yang kerap dilontarkan oleh orang tua kepada orang lebih muda yang tidak punya sopan santun, tingkah laku kurang baik yaitu ‘Wong Jowo Ora Jawani’. Terdapat pementasan yang terkenal yakni pementasan wayang. Selain itu seni batik dan keris juga merupakan dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa.
2. Suku Madura
Sedangkan Suku Madura mendiami Pulau Madura dan daerah ‘Tapal Kuda’. Hampir semua orang Madura merupakan penganut agama Islam. Bahasa yang mereka pakai adalah Bahasa Madura dengan dialek Kangean, Sumenep, Pemekasan, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso dan Situbondo. Bahasa Madura juga mengenal tingkatan bahasa yaitu, bahasa kasar, menengah dan halus.
Masyarakat Madura dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi tali kekerabatan, dan salah satu simbol yang mendukung tentang tali kekerabatan ini, dapat dilihat dari denah sebuah rumah yang masih bersifat tradisional atau rumah - rumah adat yang terdapat di Madura. Salah satu permainan khas Madura yang tak asing didengar yaitu Karapan Sapi.
Baca Juga:Terjerembab Jadi PSK, Janda Ini Sudah Layani 14 Pria di Madura
Selain itu terdapat warna - warna khas batik tulis di daerah ini menggunakan warna-warna yang tajam dan kontras yang disesuaikan dengan karakter masyarakat Madura. Salah satu warna yang menjadi ciri khas adalah warna merah, tradisi membatik di Madura yang terkenal adalah Batik Genthongan. Disebut Genthongan karena proses pewarnaannya direndam terlebih dahulu kedalam wadah atau gentong besar.
3. Suku Osing
Suku yang satu ini berasal dari kerajaan Blambangan yang merupakan bagian dari kerajaan Majapahit. Kata Osing sendiri atau Using artinya tidak atau dalam bahasa Jawa ‘Orak’. Suku Osing terletak di Ujung Timur Pulau Jawa, sebagian besar terletak di kabupaten banyuwangi.
Suku ini memiliki beragam seni dan budaya serta sumber daya alam yang berlimpah. Terdapat tradisi kepercaaan Suku Osing antara lain, Jaran Goyan, Selametan Tumpeng Sewu. Memiliki kesamaan bahasa dengan masyarakat Suku Jawa pada umumnya, hanya dialegnya saja yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Selain itu kerajinan Suku Osing terbilang masih Tradisional yakni, Motif Batik gajah oling, Tenunan dari serat pisang Abaca, Angklung Paglak.
Suku Osing adalah salah satu dari sekian banyak suku di Jawa terutama di Banyuwangi Jawa Timur yang masih menjaga, melestarikan dan melaksanakan kebudayaannya maupun adat dan tradisi. Kekhasan dan keunikan suku Osing ini terdapat pada keberagaman kebudayaannya, berupa pencampuran antara budaya Jawa, Madura dan budaya Bali.
4. Suku Bawean
Merupakan suku kelompok kecil masyarakat Melayu yang berasal dari Pulau Bawean. Siapa sangka Bawean ini sering disebut Pulau Putri loh, karena banyak pria muda yang merantau ke Pulau Jawa atau ke luar negeri. Kata Bawean berasal dari bahasa sansekerta yang artinya ada sinar matahari.
Kenapa bisa diartikan sebagai sinar matahari? Karena ada sekelompok pelaut kerajaan Majapahit yang terjebak di laut Jawa dan terdampar di Bawean ketika matahari terbit.
Bahasa yang diterapkan oleh suku Bawean ini merupakan percampuran dengan kata – kata Melayu dan Inggris serta bahasa Jawa. Terdapat batu khas Bawean yaitu Batu Onyx, sejenis batu marmer. Batu tersebut dapat dijadikan untuk mempercantik hiasan ataupun lantai.
5. Suku Tengger
Suku yang satu ini tinggal di tiga desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten probolinggo Provinsi Jawa Timur yaitu Desa Jetak, Wonoronto, dan Ngadasari. Masyarakat ini disebut Suku Tengger karena daerah pemukiman mereka terletak di pegunungan Tengger.
Setiap tahun, suku Tengger ini mengadakan upacara Kasada yakni upacara pemujaan kepada roh leluhur yang dilakukan di kawah Gunung Bromo. Orang Tengger ini masih memiliki citra agraris yang kuat. Disisi lain tidak hanya pemandangan alamnya yang mempesona tetapi juga memiliki kekhasan keagamaan dan adat istiadatnya.
6. Suku Samin
Suku Samin ini mendiami wilayah Bojonegoro, Tuban, Jawa Timur. Termasuk tersebar di wilayah Blora Jawa Tengah. Ajaran Samin yang disebut Saminisme, adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko yang mengajarkan Sedulur Sikep. Dulu, ajaran ini membuat orang suku Samin dianggap kurang pintar dan sinting.
Kata Sedulur memiliki arti "saudara", dan Sikep adalah "senjata". Sedulur Sikep bermakna ajaran Samin yang mengutamakan perlawanan tanpa senjata dan tanpa kekerasan. Semua berawal dari masa penjajahan Belanda dan Jepang pada zaman dahulu. Sedulur Sikep artinya mereka mengobarkan semangat perlawanan kepada Belanda, dengan cara menolak membayar pajak dan semua peraturan dari pemerintah kolonial.
Masyarakat suku Samin sering kali memusingkan pemerintah Belanda dan Jepang dengan sikap ini, yang mana sampai sekarang masih suka dianggap menjengkelkan oleh kelompok luar.
Itulah keberagaman Suku di Jawa Timur yang memiliki nilai serta keistimewaannya masing-masing.
Kontributor: Elisa Naomi Hutapea