SuaraJatim.id - Perempuan lahir pada Senin Wage dipercaya cocok dijadikan istri. Ini menurut Weton Jawa di primbon Jawa.
Sebab Sifat perempuan lahir di Senin Wage ini mempunya watak khas. Perempuan yang lahir di Senin Wage disebut memiliki sifat yang setia kepada suaminya.
Bahkan, perempuan yang lahir di weton ini mampu diajak diskusi.
Terutama saat mencari solusi atas masalah yang dihadapi bersama suaminya.
Baca Juga:Sejarah Masjid Agung Demak, Cikal Bakal Kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak
Perempuan ini sangat mudah untuk diajak bermusyawarah.
Perhitungan weton ini berdasarkan primbon Jawa. Primbon adalah kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta.
Primbon berfungsi sebagai pedoman untuk menentukan sikap dalam suatu tindakan dalam kehidupan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring milik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, primbon didefinisikan sebagai kitab yang berisikan ramalan, buku yang menghimpun berbagai pengetahuan kejawaan, berisi rumus ilmu gaib, sistem bilangan yang pelik untuk menghitung hari mujur, dan mengurus segala macam kegiatan yang penting.
Primbon atau paririmbon berasal dari kata dalam Bahasa Jawa. Primbon secara harfiah berasal dari kata "rimbu" yang berarti simpanan dari bermacam-macam catatan oleh orang jawa di zaman dahulu yang kemudian diturunkan atau disebarluaskan kepada generasi berikutnya.
Baca Juga:Sabet 12 Emas, 4 Perak dan 3 Perunggu, Jawa Timur Juara Umum Selam Kolam PON Papua
Ada pula yang berpendapat nama primbon berasal dari kata "mbon" atau "mpon" dalam yang dalam bahasa Jawa berarti induk yang ditambah awalan pri untuk meluaskan kata dasar.
Catatan-catatan yang memuat pengetahuan penting itu lalu di kumpulkan menjadi sebuah buku primbon yang menjadi sumber rujukan orang-orang dari Suku Jawa sejak zaman dahulu. Primbon digunakan sebagai pedoman atau arahan dalam rangka mencapai keselamatan dan kesejahteraan lahir-batin.
Meski lebih menggejala di kalangan masyarakat Jawa, Bali, dan Lombok.
Kenyataannya primbon juga bisa ditemukan di kebudayaan suku bangsa Nusantara lain.
Di Pulau Kalimantan misalnya Alfani Daud pernah menemukan adanya tradisi perhitungan waktu primbon di kalangan masyarakat penganut agama Islam di Banjar.
Isi primbon jawa sebagian besar berisi bahasan mengenai perhitungan, perkiraan, peramalan nasib, meramal watak manusia, dan yang lainnya.
Perhitungan serta ramalan yang beragama itu menggunakan penanggalan atau kalender sebagai dasarnya yang terdiri dari gabungan sedemikian rupa dari hari dan weton.
Sejak zaman dahulu, perhitungan waktu dengan menggunakan kalender Jawa sudah digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk menentukan waktu bercocok tanam atau acara peringatan.
Saat ini, sejumlah kitab primbon masih disimpan oleh pemerintah Indonesia dengan pengelolaan koleksi melalui Perpustakaan Nasional. Jenis primbon yang dikoleksi oleh perpustakaan nasional di antaranya Kitab Ta’bir, Primbon Padhukunan Pal-Palan, Mantra Siwastra Raja, dan Lontarak Bola.