“Agama ini telah sempurna, nikmat Allah yang diberikan kepada kaum muslimin sudah cukup dan Allah telah meridhai agama Islam ini menjadi manhaj kehidupan semua manusia. Sudah tidak ada jalan lagi di sana untuk merevisi atau mengganti agama ini. Tidak ada jalan lagi untuk meninggalkan sebagian hukumnya dengan beralih kepada hukum lain atau meninggalkan sebagaian syariatnya dan berpindah kepada syariat lain,”
3. Tiap umat memiliki syariat masing-masing
Menurut Ibnu Abbas, syariat yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah tuntunan di jalan Allah. Sementara Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, syariat adalah apa yang disyariatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk para hambaNya berupa agama, sistem, aturan dan hukum-hukumnya.
4. Berlomba-lomba dalam kebajikan
Baca Juga:Masya Allah Beragam Fadhilah Surah Yunus, dari Keselamatan Kehamilan Hingga Tangkal Sihir
Pada bagian ini, Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menulis,
“Berlomba-lombalah kamu semuanya berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam dunia ini, dengan memegang pokok pertama yaitu ketaatan kepada Allah dan percaya bahwa di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup akhirat,”
5. Semua akan kembali kepada Allah
Mengenai hal ini, Buya Hamka menyatakan, perselisihan yang dimaksud dalam ayat ini adalah mengenai hari akhir. Ada orang kafir yang tida percaya akan adanya akhirat, sementara sebagai orang beriman kita harus meyakini adanya hari akhir. Menurut Buya Hamka, Inilah yang menjadi pokok pangkal perselisihan yang nanti akan diberi tahu kelak.
Demikian tadi ulasan mengenai Surah Al Maidah ayat 48, beserta makna, kandungan dan beragam tafsirnya. Semoga dapan menambah wawasan dan pengetahuan kita di kemudian hari.
Baca Juga:Kandungan Penting Surah Ali Imran ayat 159, Penting Dipahami oleh Para Pemimpin
Kontributor : Rio Rizalino