SuaraJatim.id - Surah Al Ashr merupakan surah yang berada di Al Quran juz 30. Menurut Syekh Muhammad Abduh, surah ini turun sebagai respon yang dilalukan oleh orang arab Jahiliyah. Saat itu orang Arab Jahiliyah tengah bersantai di waktu ashar. Mereka saling berbincang yang berakhir saling singgung dan terjadi perselisihan.
Surah ke-103 dalam Al Quran ini membahas mengenai orang-orang yang akan mengalami kerugian kelak di hari akhir. Surah yang tergolong dalam Makiyah atau turun di Mekah ini terdiri dari tiga ayat.
Nama Al Ashr diambil dari ayat pertama dalam surah ini yang memiliki arti waktu atau masa. Atas kejadian itu, orang jahiliyah itu mengutuk waktu Ashar.
Lalu Allah SWT menurunkan surah ini untuk peringatan. Allah menegaskan jika yang salah bukan waktu Ashar, melainkan mereka sendiri yang salah.
Baca Juga:Pria Tempelkan Kelamin ke Al-Qur'an di Medan Jadi Tersangka, Ini Tampangnya
Lalu dalam surah itu dijelaskan orang-orang yang merugi.
Berikut lafaz latin Surah Al Ashr beserta artinya:
1. Waal’ashri
"Demi masa"
2. Innal insaana lafii khusrin
Baca Juga:Surah Al Qiyamah, Kepastian Hari Kiamat dan Peringatan untuk Orang Musyrik
"Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian"
3. Illaal ladziina aamanuu wa’amiluushshaalihaati watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bishshabri
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran"
Dalam ayat pertama Allah bersumpah dengan masa, yakni pada malam dan siang hari. Dua waktu itu merupakan ladang untuk beramal dan berbuat.
Jumhur ulama atau kesepatakan ulama mengatakan jika modal manusia dalam kehidupan adalah umur yang diberikan Allah. Jika di dunia memperbanyak amal baik akan beruntung, namun jika diisi dengan perbuatan buruk, pada akhirnya akan merugi.
Pada ayat kedua dijelaskan bahwa semua manusia berada dalam keadaan yang rugi. Meski selama di dunia orang itu banyak harta dan tinggi kedudukannya.
Di dalam ayat ketiga menerangkan tentang golongan orang-orang yang tidak akan merugi. Disebutkan orang yang tidak merugi yakni orang beriman, beramal saleh, saling berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat terhadap kesabaran.
Iman di sini diartikan setiap hal yang mendekatkan diri kepada Allah berupa keyakinan yang benar dan memiliki ilmu yang bermanfaat. Sementara itu, amal shalih berupa perkataan dan perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah serta dilandasi rasa ikhlas karena Allah dan Rasulullah.
Makna "saling berwasiat dalam kebenaran" yakni saling menasehati untuk istiqamah dalam kebenaran, yakni iman dan tauhid kepada Allah. Menjalankan kebenaran tidak mudah dan selalu mengikuti kebenaran tidak ada habisnya. Maka diperintahkan untuk saling mengingatkan.
Begitu juga dalam makna kalimat "saling berwasiat dalam kebenaran". Kita diminta untuk saling menasehati tentang kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah, kesabaran dalam meninggakan yang dilarang serta kesabaran dalam menerima takdir Allah.
Imam Syafi'i berpendapat jika Surah Al Ashr pokok kandungannya sudah mencakup keseluruhannya. Ia berkata "Seandainya Allab tidak menurunkan hujjah atas makhluknya kecuali surah ini, maka surah inu sudah mencukupi bagi mereka".
Sementara itu, ada sejumlah manfaat yang akan kita peroleh dari membaca Surah Al Ashr, yakni:
- Orang yang istiqamah membacanya akan dibangkitkan di hari kiamat dengan wajah bercahaya serta bergembira dan masuk surga. (Tsawabuo A'mal: 155)
- Orang yang membacanya akan dicatat 10 kebaikan, mengakhiri hidup dengan husnul khatimah dan dianggap sebagai orang yang melakukan kebenaran. (Tafsir Burhan Juz 8: 379)
Demikian penjelasan mengenai Surah Al Ashr. Semoga kita bisa mempelajari dan mengambil hikmah dari apa yang dikandungnya.
Kontributor : Muhammad Aris Munandar