SuaraJatim.id - Dalam kitab suci Al Quran ada sebuah surah yang bernama Surah Al Isra. Surah Al Isra ini merupakan surah ke 17 terdiri dari 111 ayat dan termasuk golongan Makkiyah, karena diturunkan sebelum Nabi Muhammad dan para sabahat hijrah ke Madinah. Dalam bahasa Arab Al Isra berarti perjalanan malam.
Surah ini dinamakan juga surah Bani Israel, dimana Allah mengatakan ada bangsa yang besar dan kuat namun mengalami keruntuhan karena melakukan pemyimpangan terhadap hukum dan aturan dari Allah SWT
Dari 111 ayat di dalam surah Al Isra, ada salah satu ayat yang terperinci membahas agar umat manusia mematuhi taat kepada Allah SWT dan mematuhi perintah orangtua. Pesan tersebut terdapat di dalam Surah Al Isra ayat 23.
Berikut bunyi ayat tersebut, beserta arti dan cara membacanya.
Baca Juga:Bacaan Latin Serta Tafsir Surah Al Maidah Ayat 48
Waqodloo robbuka allaa ta’buduu illaa iyyahu wabil waalidaini ihsaana. Immaa yablughonna ‘indakal kibaro ahaduhumaa au kilaahumaa falaa taqullahumaa uffiw walaa tanharhumaa waqul lahumaa qoulan kariimaa
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaknya kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang atau diantara keduanya berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, janganlah kamu mengatakan kepada mereka perkataan "ah" atau dan janganlah membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Makna dan kandungan Surah Al Isra ayat 23
Laman webmuslimah.com menulis, salah satu kandungan dalam surah Al Isra ayat 23 adalah larangan melakukan perbuatan syirik terhadap Allah. Dlam surah itu, Allah juga memerintahkan umat manusia untuk berbakti kepada orang tua, serta beribadah kepada Allah dengan mentaati segala perintah dan menjauhi larangannya.
Ada sejumlah tafsir dari para ulama mengenai surah Al Isra ayat 23. Diantaranya Ibnu Katsir, Sayyid Qutb dan Syaikh Wahbah Az Zuhaili. Berikut adalah isi tafsir mereka terhadap ayat ini.
Baca Juga:Surah Al Ashr, Golongan Orang yang Tidak Akan Merugi Kelak
- Dalam Tafsir Fi Zilalil Quran, Sayyid Qutb menyatakan, susunan surah Al Isra ayat 23 seperti sebuah deklarasi akan tingginya perintah kepada seorang anak untuk berbakti kepada kedua orangtuanya.
- Ibnu Katsir menafsirkan Surah Al Isra ayat 23 sebagai sebuah larangan untuk melawan kepada orangtua, terlebih melawan dengan kata-kata yang kasar atau bahkan dengan tindakan fisik seperti dengan tangan. Menurut Ibnu Katsir, satu kata "ah" yang dilontarkan seorang anak kepada orang tuanya sudah merupakan sebuah dosa, karena dapat menyakitkan hati orang tua.
- Menurut Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir seorang anak harus berbicara dengan orang tuanya dengan perkataan yang lembut dan mulia. Ini mengacu pada kata "Al-Kariim" dalam surah Al Isra ayat 23 berarti lembut dan baik. Kata ini harus ditujukan seorang anak kepada orang tua sebagai bentuk penghormatan kepada mereka. Dan menurut Syaikh Wahbah Az Zuhaili, penghormatan tersebut harus ditunjukkan dengan sikap sopan santun dan tata krama yang indah.
- Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Aisarut Tafasir mengatakan, ayat ini mengandung dua makna, yakni Allah dan Rasul mengharamkan perbuatan syirik serta perintah Allah agar umat manusia berbakti kepada orang tuanya. Ia mengatakan, dalam surah ini Allah SWT memerintahkan agar taat kepada orangtua dengan cara berbakti, tidak membentaknya dan memperlakukan orangtua dengan sebaik-sebaiknya. Dengan cara berkata lembut dan tidak membentaknya.
- Sebab, menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, orang tua suda banyak berkorban kepada sang anak ketika dia masih kecil, Mulai dari merawatnya, membersihkan kotoran dan najisnya, sehingga memberikan semua yang dibutuhkan tanpa rasa berat atau enggan. Karena itulah taat kepada orangtua sama dengan taat kepada Allah SWT, karena orangtua merupakan sebab zhair bagi keberada manusia didunia ini, dan Allah SWT merupakan sebab keberadaanya.
Demikian tadi ulasan mengenai Surah Al Isra ayat 23. Semoga ayat ini selalu mengingatkan kita semua, agar selalu berbakti kepada orangtua yang jadi sebab keberadaan kita di dunia ini dan selalu memuliakannya, serta memperlakukannya dengan sebaik-baiknya.
Kontributor : Rio Rizalino