SuaraJatim.id - Beberapa waktu lalu salah satu gajah koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) ditemukan mati. Penyebab kematian anak gajah berusia 2,5 tahun tersebut juga masih menjadi teka-teki.
Apalagi, kondisi fisik anak gajah tersebut juga disebut-sebut masih prima. Hal ini dibenarkan Dokter Iwan Wisnu Pradana, Tenaga Pakar Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Eksotik, dan Aquatik pada Senin (20/12/2021).
Saat itu Ia datang ke KBS bersama Tim Konservasi dan Keanekaragaman Hayati (KKH) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Dilihat dari kondisi gajah lain, pemberian pakan terlihat sudah baik sekali," kata Iwan, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Selasa (21/12/2021).
Baca Juga:Libur Natal dan Tahun Baru 2022, Daop 8 Surabaya Bakal Perketat Prokes
Bahkan body conditioning score (penilaian kondisi fisik) gajah Dumbo disebut sempurna. "Nilainya 3+ dari skor 5 itu bagus, nggak kegemukan dan nggak kurus," katanya menambahkan.
Iwan menduga gajah Sumatera itu mati lantaran terpapar Elephant endotheliotropic herpesviruses (EEHV). Jenis virus herpes ini dikenal mematikan dan spesifik menyerang gajah.
"Saya melihat gambar-gambar dari gajah yang diotopsi, ya. Dari gejalanya dia mengalami infeksi per akut yang diagnosis sementaranya adalah EEHV," ujarnya.
"Penyakit ini pertama masuk indonesia tahun 2010 di beberapa LK (Lembaga Konservasi) khusus di Tangkapan dan Way Kambas. Saya tahu persis gejala penyakitnya mirip dengan itu," jelas praktisi satwa liar ini.
Diagnosis sementara itu diputuskan setelah melihat gejala patologis dan klinis yang terjadi pada gajah Dumbo. "Ada pendarahan hebat yang terlihat dari rongga mulut, seluruh pencernaan, dan jaringan tubuh," terangnya.
Baca Juga:10 Tempat Nongkrong Hits di Surabaya, Punya Konsep Unik dan Ramah di Kantong
Penularan EEHV disebut Iwan sangat cepat sekali, hanya dalam jangka waktu 1-2 hari bisa menyebabkan kematian. Maka dari itu perlu diingatkan kepada pihak pengelola Lembaga Konservasi (LK) yang memiliki gajah agar sistem biosecurity benar-benar diperhatikan.
"Gajah muda hendaknya jangan diekspose dulu ke publik. Bisa saja, virus ini dari manusia. Tapi kasus di Tangkahan dan Way Kambas itu kan jauh dari mana-mana. Virus itu muncul dan kuat sekali menyerang gajah-gajah di Asia seperti India, Thailand, dan Malaysia," paparnya.
Namun Iwan menyebut dirinya enggan mendahului hasil otopsi yang tengah dilakukan di laboratorium. Gajah Dumbo lahir secara normal di KBS dengan tinggi 88 sentimeter, berat badan 122 kilogram, dan lingkar dada 118 sentimeter.