SuaraJatim.id - Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu pada 12 Rabiul Awal. Nabi Muhammad dilahirkan oleh ibu yang bernama Aminah dan sang Ayah bernama Abdullah.
Nabi Muhammad sendiri lahir pada hari senin, 12 Rabiul Awal di Makkah. Pada hakikatnya, Maulid Nabi tidak hanya sekedar pengingat sejarah bagi kaum muslim.
Akan tetapi juga sebagai pengingat umat Muslim dengan sosok Nabi Muhammad SAW yang menjadi inspirasi bagi seorang muslim.
Pada tahun ini perayaan Maulid Nabi dilaksanakan pada 18 Oktober 2021. Akan tetapi dalam kalender libur nasional jatuh pada Rabu 20 Oktober 2021.
Baca Juga:Doa untuk Orang Sakit, Simak Bacaan Doa Nabi Muhammad saat Menjenguk Sahabat
Menurut Sejarah, Maulid Nabi pertama kali diadakan pada zaman Khalifah Mu’iz li Dinillah. Ia merupakan khalifah dinasti Fathimiyah di Mesir yang hidup pada tahun 341 Hijriyah.
Perayaan ini dilarang di masa Al-afdhal bin Amir al-Juyusy, seorang perdana menteri khalifah Al-Musta’ali dinasti Fathimiyah.
Maulid Nabi kembali diperbolehkan pada masa pemerintahan Amir Li Ahkamillah pada tahun 524 Hijriyah. Ia merupakan seorang pemimpin sekaligus imam di Dinasti Fathimiyah.
Momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal, diperingati oleh muslim diseluruh dunia dengan perayaan Maulid. Peringatan Maulid Nabi SAW dilaksanakan dengan berbagai ekspresi, salah satunya di Indonesia.
Maulid Nabi juga dikenal dengan nama acara syahadatin. Acara ini sering dikenal dengan Grebeg Mulud dengan menggelar upcara nasi gunungan yang menjadi tradisi masyarakat saat merayakan Maulid Nabi.
Baca Juga:Video Kartun Nabi Muhammad SAW Muncul di YouTube, Ini Langkah Polri
Ragam perayaan tersebut pada umumnya didasarkan pada kebiasaan dan adat istiadat daerah setempat. Masyarakat Muslim tak hanya bergembira merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga bersyukur atas keteladanan, jalan hidup, dan tuntunan yang dibawa oleh Nabi.
Meski sudah menjadi tradisi, masih terjadi perbedaan pendapat terkait kapan sebenarnya Maulid Nabi mulai diperingati umat Islam. Beberapa kalangan berpendapat bahwa Maulid Nabi pertama kali muncul pada zaman Shalahuddin al-Ayyubi pada tahun 1193 Masehi.
Salahuddin disebut sebagai umatnya untuk melaksanakan acara Maulid Nabi guna membangkitkan semangat jihad kaum Muslim. Kala itu, shalahuddin dan umat Islam memang berada dalam kesulitan melawan pasukan atau tentara Salib.
Meski demikian, pendapat tersebut juga masih diperdebatkan. Karena tidak ditemukan catatan sejarah yang menetapkan bahwa Shalahuddin menjadikan Maulid sebagai bagian dari perjuangannya dalam perang salib.
Selain Sejarah, perayaan Maulid Nabi juga memiliki nilai makna diantaranya.
1. Spiritual
Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta pada Nabi Muhammad SAW dengan Maulid. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan terhadap Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam surah Yunus; 58.
2. Nilai Moral
Nilai Moral dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia bagi kisah teladan Nabi Muhammad SAW. Dalam peringatan Maulid Nabi bisa mendapat nasehat dari ulama agar selalu berada dalam tuntunan agama.
3. Nilai Sosial
Memuliakan serta memberikan jamuan makanan para tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majlis mauled sebagai bentuk rasa syukur kepada sang maha pencipta. Hal ini sangat dianjurkan oleh agama karena memiliki nilai social yang tinggi.
4. Nilai Persatuan
Nilai persatuan dapat terjalin dengan berkumpul bersama dalam rangka bermaulid, bershalawat maupun berdzikir.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dipahami bahwa Maulid Nabi merupakan perayaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun yang perlu diingat adalah Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul utusan Allah, Maka dengan mengingatnya kita yakin bahwa Allah maha memberikan kehidupan dan mewafatkan hambanya.
Demikian penjelasan tentang sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW.