SuaraJatim.id - Selama lima hari terakhir, terhitung mulai 18 hingga 22 Januari 2022, sebanyak 22 kasus baru Covid-19 terkonfirmasi di Kota Madiun Jawa Timur ( Jatim ).
Penambahan ini bisa dibilang cukup tinggi. Adapun untuk jumlah kasus Covid-19 sendiri, dikutip dari laman resmi Dinas Kominfo Kota Madiun, jumlah hingga kemarin, Sabtu (22/01/2022) mencapai 23 kasus.
Penambahan yang cukup tinggi itu diduga berasal dari klaster bank sejak ditemukan pada Senin, 17 Januari 2022 lalu.
Kondisi itu membuat Wali Kota Madiun Maidi, prihatin. Meski demikian pihaknya meminta masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan (prokes).
Baca Juga:Covid-19 di India Menggila, Empat Hari Capai 333 Ribu Kasus Baru, Meninggal 525 Orang
"Saat ini waspada dengan adanya kluster perbankan di Madiun. Tetap patuhi disiplin protokol kesehatan dengan memakai masker, menjauhi kerumunan, dan menjaga kebersihan diri," katanya seperti dikutip dari ANTARA, Minggu (13/01/2022).
Menurut dia, temuan klaster bank tersebut harus menjadi pengingat bagi warga Kota Madiun bahwa COVID-19 masih ada.
Setelah temuan kasus pertama di bank pelat merah itu, pihaknya telah bergerak cepat melakukan pelacakan. Sekitar 400 orang kontak erat telah masuk daftar pelacakan dan difasilitasi tes usap PCR.
Ratusan kontak erat tersebut meliputi pegawai bank, juga siswa dan guru di SD Muhammadiyah serta SMPN 2 Kota Madiun tempat anak pegawai bank bersekolah.
Dia mengatakan pelacakan terus dilakukan, termasuk terhadap nasabah yang melakukan kontak erat dengan karyawan perbankan itu. Diharapkan pasien tidak semakin bertambah.
Baca Juga:Buruh Migran Asal Malaysia di Karantina di Surabaya, Ini Lokasinya
Maidi tidak ingin di Kota Madiun kembali terjadi ledakan kasus COVID-19 seperti pertengahan tahun 2021. Karena itu, pihaknya mengingatkan agar warga terus disiplin prokes.
Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Sabtu (22/1) telah mencapai 7.297 orang. Dari jumlah itu, 6.763 orang di antaranya telah sembuh, 5 orang dalam perawatan, 18 orang melakukan isolasi terpadu, dan 511 orang meninggal dunia.