Pemerintah Berencana Bangun 11 Stasiun Satelit Bumi Dukung Operasional Satelit SATRIA-1

Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyiapkan stasiun bumi untuk mendukung operasional Satelit Multifungsi (SMF) Indonesia Raya 1 (SATRIA-1).

Muhammad Taufiq
Rabu, 23 Februari 2022 | 21:41 WIB
Pemerintah Berencana Bangun 11 Stasiun Satelit Bumi Dukung Operasional Satelit SATRIA-1
Ilustrasi Satelit (Pexels/SapceX)

SuaraJatim.id - Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyiapkan stasiun bumi untuk mendukung operasional Satelit Multifungsi (SMF) Indonesia Raya 1 (SATRIA-1).

Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate. Ia bahkan menyebutkan kalau rencananya ada sebanyak 11 stasiun bumi yang disiapkan.

Stasiun bumi untuk SATRIA-1 ini rencananya akan menjadi jembatan angkasa telekomunikasi, khususnya di kawasan terdepan, tertinggal dan terluar (3T).

"Kini tengah dalam proses pabrikasi di Cannes, Prancis yang dikerjakan oleh Thales Alenia Space," katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu (23/02/2022).

Baca Juga:Kutuk Pelarangan Jilbab di India, Anggota DPR Desak Pemerintah Indonesia Bantu Hentikan Rasisme Umat Muslim

"Di Indonesia sejumlah aktivitas pun digelar. Salah satunya dengan pembangunan Satelit Stasiun Bumi yang akan ditempatkan di 11 lokasi," katanya menambahkan.

Hal itu dikatakan Johnny saat meninjau lokasi pembangunan Ruang Kontrol Satelit Bumi SATRIA-1 di Kupang Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu.

Adapun 11 lokasi stasiun satelit bumi meliputi Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura.

Johnny menilai pembangunan 11 stasiun bumi untuk penghubung jembatan angkasa menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengejar target Proyek Satelit SATRIA-1.

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo membangun gateway di 11 lokasi tersebut dengan pertimbangan pemerataan akses dan percepatan transformasi digital.

Baca Juga:Soal Penindasan Muslim di India, Ketua MUI Minta Pemerintah RI Lakukan Ini

"Pemerintah, atas nama Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menunjuk terus berupaya menghadirkan konektivitas secara merata di seluruh pelosok Tanah Air, sebagai fondasi utama dalam transformasi digital," ucap Johnny.

"Jadi Proyek Satria ini diharapkan dapat mendukung percepatan tranformasi digital dengan menghubungkan yang tidak terhubung, to connect all the dots," katanya.

Menteri Johnny menjelaskan pembangunan SATRIA-1 juga melibatkan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, terutama berkaitan dengan penempatan stasiun bumi.

Hal ini, kata dia, untuk memberikan penjelasan mengenai manfaat-manfaat yang akan diterima secara langsung maupun tidak langsung dengan adanya proyek Satria.

Saat ini terdapat tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan Kementerian Kominfo. Pertama, Pengendali Satelit Primer yang berfungsi sebagai stasiun pusat pengendali dan pengawas alur pergerakan satelit mengontrol proses penerimaan sinyal.

Kedua, Network Operation Control (NOC) berfungsi untuk mengawasi, mengendalikan serta mencatat aktivitas jaringan yang sedang berlangsung untuk memastikan semuanya berjalan sesuai standar dan rencana yang telah ditentukan.

ketiga, Gateway Satelitte (juga disebut sebagai teleport atau HUB), merupakan stasiun bumi yang mengirimkan data ke dan dari satelit ke local area network.

Menkominfo mengungkapkan, pada 18 Agustus 2021 lalu telah dilaksanakan peletakan batu pertama untuk Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer, Network Operation Control, dan Gateway Proyek SATRIA-1 di Cikarang, Jawa Barat.

"Hal ini menandai telah dimulainya pembangunan untuk ruas bumi Proyek SATRIA-1, sekaligus menunjukkan bahwa meskipun masih berada di tengah situasi pandemi, kami terus melayani masyarakat," ujar Johnny.

Selain membuat Stasiun Bumi, BAKTI Kementerian Kominfo juga sedang mempersiapkan titik-titik yang akan mendapat akses internet dari SATRIA-1.

Menurut Johnny, selain sebagai cadangan, SATRIA-1 juga akan berfungsi sebagai penambah kapasitas layanan untuk telekomunikasi.

Menurut perhitungan BAKTI, satelit cadangan perlu memiliki kapasitas sekitar 80Gbps. Sementara SATRIA-1 memiliki kapasitas transmisi 150Gbps.

Dari sisi konstruksi, pengerjaan satelit ini dimulai pada 3 September 2020 dan sesuai jadwal akan diluncurkan pada kuartal kedua 2023 dan dapat beroperasi secara komersial paling lambat pada 17 November tahun yang sama.

Satelit SATRIA-1 ditargetkan bisa menjangkau 150.000 titik layanan publik, terbanyak untuk sekolah dan pesantren (93.900 titik) untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer.

Satelit itu juga akan memberikan akses internet untuk puskesmas dan rumah sakit di 3.700 titik dan 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah 3T.

"Selain itu, satelit ini akan menjangkau 47.900 titik kantor desa, kelurahan, kecamatan dan kantor pemerintahan daerah lainnya serta 600 titik layanan publik lainnya," kata Menkominfo.

Dalam peninjauan, Johnny didampingi Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang, Bupati Kabupaten Kupang Korinus Masneno, Kepala Biro Umum Sensilaus Dore, dan Kepala Balmon Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Kupang Latuse.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini