"Jadi Proyek Satria ini diharapkan dapat mendukung percepatan tranformasi digital dengan menghubungkan yang tidak terhubung, to connect all the dots," katanya.
Menteri Johnny menjelaskan pembangunan SATRIA-1 juga melibatkan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, terutama berkaitan dengan penempatan stasiun bumi.
Hal ini, kata dia, untuk memberikan penjelasan mengenai manfaat-manfaat yang akan diterima secara langsung maupun tidak langsung dengan adanya proyek Satria.
Saat ini terdapat tiga jenis stasiun bumi yang disiapkan Kementerian Kominfo. Pertama, Pengendali Satelit Primer yang berfungsi sebagai stasiun pusat pengendali dan pengawas alur pergerakan satelit mengontrol proses penerimaan sinyal.
Kedua, Network Operation Control (NOC) berfungsi untuk mengawasi, mengendalikan serta mencatat aktivitas jaringan yang sedang berlangsung untuk memastikan semuanya berjalan sesuai standar dan rencana yang telah ditentukan.
ketiga, Gateway Satelitte (juga disebut sebagai teleport atau HUB), merupakan stasiun bumi yang mengirimkan data ke dan dari satelit ke local area network.
Menkominfo mengungkapkan, pada 18 Agustus 2021 lalu telah dilaksanakan peletakan batu pertama untuk Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer, Network Operation Control, dan Gateway Proyek SATRIA-1 di Cikarang, Jawa Barat.
"Hal ini menandai telah dimulainya pembangunan untuk ruas bumi Proyek SATRIA-1, sekaligus menunjukkan bahwa meskipun masih berada di tengah situasi pandemi, kami terus melayani masyarakat," ujar Johnny.
Selain membuat Stasiun Bumi, BAKTI Kementerian Kominfo juga sedang mempersiapkan titik-titik yang akan mendapat akses internet dari SATRIA-1.
Baca Juga:Soal Penindasan Muslim di India, Ketua MUI Minta Pemerintah RI Lakukan Ini
Menurut Johnny, selain sebagai cadangan, SATRIA-1 juga akan berfungsi sebagai penambah kapasitas layanan untuk telekomunikasi.