China Sentil Amerika, Peringatkan Bahaya Indo-Pasifik di Asia Sama dengan Ekspansi NATO di Eropa Timur

Ketika di Eropa Rusia menabuh genderang perang dengan NATO, maka di Asia giliran China yang mengkritik sepak terjang Indo-Pasifif yang digawangi Amerika.

Muhammad Taufiq
Minggu, 20 Maret 2022 | 13:04 WIB
China Sentil Amerika, Peringatkan Bahaya Indo-Pasifik di Asia Sama dengan Ekspansi NATO di Eropa Timur
Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan virtual dengan Presiden China Xi Jinping dari Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Jumat (18/3/2022). (Gedung Putih/HO via Reuters/hp)

SuaraJatim.id - Ketika di Eropa Rusia menabuh genderang perang dengan NATO, maka di Asia giliran China yang mengkritik sepak terjang Indo-Pasifif yang digawangi Amerika.

Indo-Pasifik sendiri bisa dibilang sebagai teater besar Amerika di masa perang dingin baru, dan menjadi dalil persaingan politik dan ekonomi Amerika Serikat (AS) dengan China di kawasan Asia.

AS beserta barisan Quad (Australia, Jepang, India) perlahan menurunkan kualitas peran ASEAN dengan membesarkan aktor baru, India, untuk menghadapi China.

Kabar terbaru, pejabat China memperingatkan bahwa strategi Amerika Serikat dan sekutunya di Indo-Pasifik berpotensi menimbulkan bahaya yang sama dengan ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Eropa timur yang dinilai telah memicu konflik Rusia-Ukraina.

Baca Juga:China Latih 600 Guru Sekolah Kejuruan SMK di Indonesia

Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan sejumlah negara kini menentang terbentuknya strategi Indo-Pasifik itu yang disebutnya "memprovokasi kekacauan, membangun kelompok kecil yang tertutup dan eksklusif, mengarahkan kawasan itu terpecah dan terbagi berdasarkan blok-blok".

Yucheng mengatakan hal itu saat berbicara dalam Forum Internasional untuk Keamanan dan Strategi yang digelar oleh Tsinghua University, Beijing, Sabtu (19/3).

Jika terbentuk, kata dia, strategi itu akan menimbulkan konsekuensi yang tidak bisa dibayangkan dan mendorong kawasan Asia-Pasifik ke tubir jurang.

"Strategi Indo-Pasifik sama berbahayanya dengan strategi NATO yang sedang berusaha melakukan ekspansi ke wilayah timur Eropa," katanya seperti dikutip media-media China.

Ia menganggap krisis Ukraina berakar dari mentalitas Perang Dingin dan politik kekuasaan.

Baca Juga:CEK FAKTA: Ramai Pemberitaan Presiden China Bakal Biayai Pembangunan Kiblat Baru Umat Islam Nusantara, Benarkah?

Yucheng juga mendesak AS untuk mengimplementasikan pernyataan positif dari Presiden Joe Biden saat melakukan pembicaraa dengan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (18/3) malam waktu Beijing.

Dalam percakapan jarak jauh itu, Xi mendorong AS dan NATO menjalin komunikasi dengan Rusia untuk mengatasi krisis di Ukraina. Xi juga menentang sanksi terhadap Rusia yang dianggapnya diskriminatif.

"Sikap China sendiri sudah jelas terhadap Ukraina dan pesan utamanya adalah bahwa China selalu mendorong perdamaian dunia," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

AS dan Barat sangat kecewa dengan sikap China yang tidak segera meminta Rusia untuk mengakhiri serangan militer terhadap Ukraina.

Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China dianggap tidak secara tegas mendukung atau menentang konflik Rusia-Ukraina.

Namun, China menentang sanksi sejumlah negara terhadap Rusia sebagai konsekuensi dari operasi militernya di Ukraina.

Bahkan hubungan dagang dan ekonomi China dengan Rusia, juga Ukraina, berlangsung normal hingga saat ini. ANTARA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini