Umat Islam dan Hindu di India Berpotensi Dibenturkan Gara-gara 'Mulutnya' Politikus

Buntut dari pernyataan seorang politikus perempuan, India kini segera memperketat keamanan negara. Umat Islam dan Hindu di negeri itu berpotensi dibenturkan.

Muhammad Taufiq
Rabu, 08 Juni 2022 | 21:29 WIB
Umat Islam dan Hindu di India Berpotensi Dibenturkan Gara-gara 'Mulutnya' Politikus
Protes warga muslim India buntut jubir partai penguasa hina Nabi Muhammad. (Foto: AFP)

Pada Senin (6/6), Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa cuitan dan komentar menghina sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah.

Instruksi telah dikeluarkan kepada beberapa anggota senior BJP untuk "sangat berhati-hati" ketika berbicara tentang agama di ruang publik.

Sejumlah pemimpin dari negara Islam termasuk Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Iran, dan Afghanistan menuntut permintaan maaf dari India dan memanggil diplomat untuk memprotes pernyataan anti Islam tersebut.

Sebanyak 57 anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berpengaruh mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penghinaan itu datang dalam konteks suasana kebencian yang semakin intens terhadap Islam di India dan pelecehan sistematis terhadap umat Islam.

Baca Juga:Buntut Panjang Nupur Sharma Hina Nabi Muhammad, Beredar Surat Peringatan Serangan Gerilyawan Islam di India

Muslim minoritas India telah merasakan lebih banyak tekanan dalam berbagai hal mulai dari kebebasan beribadah hingga jilbab di bawah pemerintahan BJP. Baru-baru ini juga terjadi bentrokan antara umat Hindu dan Muslim selama prosesi keagamaan, menyusul kerusuhan mematikan pada 2019 dan 2020.

Kontroversi baru telah menjadi tantangan diplomatik bagi Modi yang dalam beberapa tahun terakhir telah mempererat hubungan kuat dengan negara-negara Islam yang kaya energi.

Kelompok hak asasi Islam di India mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya para pemimpin asing yang berpengaruh berbicara untuk menentang apa yang mereka sebut penghinaan yang dialami oleh kelompok minoritas.

"Suara kami akhirnya didengar, hanya para pemimpin dunia yang dapat mendorong pemerintah Modi dan partainya untuk mengubah sikap mereka terhadap Muslim," kata Ali Asghar Mohammed, yang menjalankan kelompok hak sukarela untuk Muslim di ibu kota komersial India, Mumbai. ANTARA

Baca Juga:Kasus Penghinaan Nabi Muhammad, Partai Bharatiya Janata Instruksikan Pejabatnya Berhati-hati saat Berbicara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini