Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian(Disperta) Kabupaten Mojokerto Ahmad Faisol menjelaskan, melonjaknya harga cabai rawit ini dipicu akibat panen yang sudah habis. Selain itu juga serangan hama pada tanaman cabai.
"Masa panen ini kan sudah habis, otomatis bulan Mei-Juni tidak ada cabai, artinya ketersediaan cabai memang sedikit. Selain itu sisa-sisa tanaman cabai juga banyak diserang hama," ucap Ahmad.
Di Kabupaten Mojokerto, kata Ahmad sebenarnya ada 5 kecamatan yang menjadi sentra pertanian penghasil cabai. Yakni Kecamatan Dawarblandong, Jetis, Ngoro, Jatirejo, serta Trawas, dengan jumlah luas tanam mencapai 3.416 hektar.
"Sekarang ini yang panen hanya tinggal 456 hektar saja. Sekarang ini baru mau masuk masa tanam lagi, menyemai benih bulan Juli, dan masa tanam pada Oktober-November nanti," tukas Ahmad.
Baca Juga:Harga Cabai Rawit di Gresik Melejit Tinggi Per 1 Kilogramnya, Nyaris Setara Daging Sapi
Kontributor : Zen Arivin