Tak Takut Intimidasi Putin, Boris Johnson Tegaskan Inggris Tak Akan Pernah Akui Aneksasi Rusia atas Krimea

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan posisi Inggris dalam konflik Ukraina vs Rusia. Terbaru, Johnson meneaskan Inggris tak akan akui aneksasi Rusia atas Krimea.

Muhammad Taufiq
Rabu, 24 Agustus 2022 | 16:35 WIB
Tak Takut Intimidasi Putin, Boris Johnson Tegaskan Inggris Tak Akan Pernah Akui Aneksasi Rusia atas Krimea
Pidato perpisahan Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris, Kamis (7/7/2022). [ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nichols/wsj/NBL]

SuaraJatim.id - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan posisi Inggris dalam konflik Ukraina vs Rusia. Terbaru, Johnson meneaskan Inggris tak akan pernah mengakui aneksasi Rusia atas Krimea.

Johnson bahkan terang-terangan tak taku meskipun nanti akan mendapat serangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Perdana Menteri Inggris itu mengatakannya dalam KTT Crimea Platform melalui tautan video pada Selasa (23/8/2022).

Ia menegaskan dukungan militer, kemanusiaan, ekonomi, dan diplomatik untuk Ukraina harus terus diberikan "sampai Rusia mengakhiri perang yang mengerikan ini dan menarik pasukannya dari seluruh wilayah Ukraina".

Menurut dia, aneksasi Rusia ke Krimea pada 2014 adalah penyebab langsung dari perang saat ini.

Baca Juga:Gelar Pesta Pernikahan, Istri Mantan Perdana Menteri Inggris Sewa Gaun Senilai Rp450 Ribu

"Dan kita harus memiliki kerendahan hati untuk mengakui bahwa tidak semua orang menyadari betapa dahsyatnya yang terjadi pada saat itu," kata Johnson.

"Semua negara kita selamanya bereaksi dengan kekuatan dan persatuan, setelah Putin meningkatkan serangannya terhadap Ukraina pada 24 Februari tahun ini."

Johnson menambahkan bahwa dengan aneksasi ilegal atas Krimea, Putin telah melanggar Pasal 2 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Undang-Undang Terakhir Helsinki, dan Pakta Persahabatan Rusia-Ukraina.

"Dan sejak pencaplokan, orang-orang Krimea telah mengalami pelanggaran hak asasi manusia yang brutal dan sistematis," kata dia.

Pelanggaran itu, kata Johnson, termasuk penganiayaan terhadap etnis Muslim Tatar di Krimea, penangkapan sewenang-wenang yang meningkat sepuluh kali lipat tahun lalu, dan pembatasan kepemilikan tanah untuk warga Rusia.

Baca Juga:Hanya 238 yang Mendukung, Banyak Anggota Parlemen Tolak Mosi Tidak Percaya terhadap PM Johnson

"Putin mengerahkan semakin banyak pasukan Rusia di semenanjung itu, mengubah wilayah itu menjadi kamp bersenjata untuk mengancam seluruh Ukraina, dan dengan demikian Krimea, tentunya menjadi landasan peluncuran invasi pada 24 Februari," ujar Johnson.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini