"Kami akan menciptakan ruang yang cukup untuk reunifikasi damai tetapi tidak pernah memberikan ruang untuk kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan," ujarnya.
China dan Taiwan telah diperintah secara terpisah sejak keduanya berpisah pada 1949 akibat perang saudara.
Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan menunggu untuk dipersatukan kembali --secara paksa jika perlu.
Pada 2019, Presiden Xi mengusulkan untuk mengeksplorasi model pemerintahan "satu negara, dua sistem", seperti yang diterapkan di Hong Kong, untuk versi Taiwan.
Baca Juga:Warga China Boleh Liburan ke Luar Negeri, Asal Jangan ke Taiwan
Namun, pemimpin Taiwan Tsai telah menjelaskan bahwa dia tidak akan terlibat dalam pembicaraan di bawah gagasan seperti itu.
Saat berbicara untuk peringatan Hari Nasional Taiwan, Tsai menggunakan kata "ketahanan" berkali-kali dan menggambarkan sifat itu sebagai hal yang vital untuk masa depan Taiwan, secara ekonomi dan sosial, serta untuk keamanan pulau itu.
Tsai mengatakan membangun "ketahanan demokratis" adalah kunci untuk menjaga Taiwan.
"Kita dapat memiliki posisi yang berbeda, dan kita dapat berdebat satu sama lain, tetapi kita harus dengan suara bulat dan tegas berdiri di belakang sistem yang bebas dan demokratis, tidak peduli seberapa besar tekanan eksternal yang kita hadapi," katanya.
Untuk membuat Taiwan lebih tangguh di segala bidang di era pasca-COVID-19, Tsai mengatakan Taiwan harus memperdalam kerja sama internasional dan hubungan dengan para sekutu demokratis. ANTARA
Baca Juga:Semakin Banyak Warga Taiwan Tidak Merasa Sebagai Orang China