SuaraJatim.id - Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Kota Surabaya diambil oleh pemerintah pusat menjelang Piala Dunia U-20 Tahun 2023. Pengambilalihan ini sudah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres).
Oleh sebab itu, stadion milik Pemerintah Kota Surabaya itu akan segera direnovasi lantaran akan digunakan sebagai salah satu venue kompetisi akbar Piala Dunia tahun depan.
Meskipun begitu, Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan presiden (Keppres) terkait status renovasi Stadion GBT.
Menurutnya, jika Keppres tersebut turun, tentu stadion yang dibuka pada 6 Agustus 2010 silam itu tidak dapat digunakan. Dengan demikian, saat Liga dimulai maka Persebaya tidak bisa home base di GBT lagi untuk sementara waktu.
Baca Juga:SERAM! 4 Mall Paling Angker di Indonesia, Salah Satunya di Bandung
"Kalau itu (Stadion GBT) sudah diambil alih (pemerintah) untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023, sesuai dengan Keppres, tentu kami akan mengikuti. Tapi, saat ini kita masih menunggu Keppres-nya," kata Zainudin Amali, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (18/10/2022).
Hal itu dibenarkan Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur Amir Burhanuddin yang memastikan stadion-stadion venue Piala Dunia U-20 tidak akan dapat digunakan begitu Keppres keluar.
"Dalam waktu dekat akan keluar Keppres, begitu keluar enam stadion akan dalam perawatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," ucapnya.
Bukan hanya akan digunakan sebagai home base kompetisi musim 2022/2023, rencananya Persebaya akan menggelar pertandingan trofeo yang melibatkan Borussia Dortmund, terancam batal.
Pasalnya, kelanjutan gelaran sepak bola di Indonesia masih menanti instruksi dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Baca Juga:Usir Persib Bandung hingga Persebaya dari Kandangnya, Menpora: Sudah Waktunya
Ajang trofeo itu akan diikuti Persebaya Surabaya dan Persib Bandung pada 27 November 2022 mendatang.
Hadirnya klub Jerman tersebut ke Indonesia sejatinya dapat menjadi acuan bahwa Tanah Air aman, nyaman, dan menyambut baik kedatangan klub-klub Eropa. Hanya saja, publik sepak bola Indonesia tengah berduka usai Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober lalu.