SuaraJatim.id - Warga Desa Selorejo Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar mulai resah setelah puluhan rumah mereka rusak retak-retak akibat tanah yang bergerak.
Sekitar 35 rumah mengalami kondisi serupa. Bahkan kerusakan ada yang cukup parah sehingga menyebabkan rumah doyong nyaris ambruk. Kondisi ini disampaikan Kepala Desa Selorejo, Suprans.
Ia bahkan mengatakan saat ini kondisi rumah warga yang terdampak bencana tanah bergerak sudah tidak layak dihuni. Bagian belakang rumah rata-rata rusak parah dan sebagian sudah ada yang ambruk.
"Sementara ada 35 rumah itu yang mengalami rusak akibat tanah bergerak, yang terparah ada di dua titik yakni RW 4 serta RW 2," ungkap Suprans, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (1/11/2022).
Baca Juga:Jalan Rusak 8 Kilometer di Blitar Tak Juga Diperbaiki, Warga Geram Tanami Pohon Pisang
Akibat kejadian itu, warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat. Langkah itu dilakukan untuk menghindari dampak berbahaya dari kondisi rumah yang rusak.
Salah satu warga yang memilih mengungsi, Yatinem dari RW 4 Desa Selorejo. Ia memilih mengungsi karena bagian samping rumahnya sudah roboh serta tanah di belakang terus ambles.
"Bagian belakang rumah longsor terus, bagian dalam rumah juga retak terus, saya kalau malam memilih mengungsi ke balai desa tapi kalau siang di rumah adik," kata Yatinem.
Pemerintah Desa Selorejo sendiri mengimbau agar warganya mengungsi ke kantor balai desa pada malam hari. Hal itu dilakukan semata untuk menyelamatkan jiwa masyarakat desa di tengah ancaman bencana tanah bergerak.
"Saat ini kita fokus untuk menyelamatkan jiwa masyarakat desa, makanya kita minta agar warga mengungsi ke balai desa saat malam," imbuh Suprans.
Peristiwa tanah bergerak ini terjadi setelah wilayah Desa Selorejo diguyur hujan deras. Lapisan tanah di kawasan pegunungan tersebut banyak terkikis air hujan.
Suprans menerangkan, bencana tanah bergerak ini sebetulnya sudah sering terjadi namun kali ini yang terparah. Sebanyak 35 rumah warga yang rusak, lebih banyak dibandingkan bencana serupa yang terjadi sebelum-sebelumnya.
"Sebetulnya tanah bergerak ini sudah sering tapi setelah hujan beberapa hari lalu, tanah-tanah pada bergerak pohon bergerak, rumah warga juga ikut bergerak," kata Suprans.
Seluruh warga yang rumahnya rusak kini memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat terdekat saat malam hari. Sementara itu warga juga berharap agar pemerintah daerah kabupaten Blitar dapat segera membantu merenovasi rumah mereka yang rusak.