Saudara setanah Britania Raya itu untuk pertama kalinya sejak 1958 bisa kembali tampil di putaran final Piala Dunia dan Gareth Bale yang kini telah berusia 33 tahun tentu ingin Qatar menjadi turnamen apik bila ia berencana menutup karier internasionalnya.
Laiknya saudara, Wales punya pengetahuan mendalam tentang Inggris dan tentunya berambisi memperbaiki rekor nirmenang dalam enam pertemuan resmi terakhir.
Bale dan Aaron Ramsey yang tak lagi muda tentunya butuh sokongan sosok-sosok yang siap meneruskan status sebagai pembawa panji Wales. Beberapa nama mungkin terbersit, entah itu Harry Wilson, Neco Williams, atau Brennan Johnson.
Nama terakhir patut dinantikan performanya, mengingat Johnson terus melihatkan perkembangan menjanjikan bersama Nottingham Forest di Liga Premier Inggris.
Baca Juga:Fakta Menarik Al Rihla, Bola Piala Dunia 2022, Ternyata Diproduksi Di Madiun
Tim berikutnya yang mungkin harus diwaspadai Inggris adalah Amerika Serikat (AS). Dalam dua kali pertemuan di ajang Piala Dunia, Inggris tak pernah menang melawan AS, kalah 0-1 pada fase grup edisi 1950 dan imbang 1-1 di fase grup 2010.
AS kembali ke putaran final Piala Dunia setelah absen pada 2018 dan pelatih Gregg Berhalter punya skuad yang berisi segudang talenta menjanjikan.
Christian Pulisic jelas menjadi nama paling penting dalam skuad AS saat ini dan sosok berusia 24 tahun itu sudah dibebani memikul tanggung jawab tim.
Nama lain yang patut menjadi perhatian dari skuad Paman Sam adalah Timothy Weah, Yunus Musah, Sergino Dest, Tyler Adams, dan Josh Sargent.
Kelimanya lebih muda dari Pulisic tapi relatif kenyang pengalaman tampil di kompetisi bergengsi Eropa dan kini saatnya turut membantu memperbaiki capaian AS yang tak pernah melebihi 16 besar dalam tiga penampilan terakhir.
Baca Juga:Cara Menonton Pertandingan Piala Dunia 2022 Melalui Streaming
Iran praktis menjadi tim dengan peringkat FIFA terendah di antara seluruh penghuni Grup B, tapi bukan berarti anak-anak asuh Carlos Queiroz bisa diremehkan begitu saja.