SuaraJatim.id - Sebuah truk kontainer yang nyaris tertabrak KA Logawa relasi Jember-Purwokerto di perlintasan nomor 125 petak jalan antara Stasiun Rambipuji – Bangsalsari, Jember, Kamis (20/7/2023).
Pelaksana Harian Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Anwar Yuli Prastyo membenarkan peristiwa tersebut.
"Memang benar truk kontainer berhenti di dalam perlintasan dengan posisi yang sangat dekat dengan laju kereta api, itu terjadi Kamis ini pukul 06.30 WIB di perlintasan nomor 125 petak jalan antara Stasiun Rambipuji – Bangsalsari," ujarnya dikutip dari Antara.
Saat kejadian, kata Anwar, petugas pejaga perlintasan sedang menutup palang pintu perlintasan. Namun, tiba-tiba truk kontainer mencoba terobos palang pintu kereta hingga membuatnya patah.
Baca Juga:Bus Rombongan Pengantin Terjun ke Jurang di Katibung, Satu Penumpang Meninggal Dunia
"Melihat kondisi tersebut, petugas penjaga perlintasan segera berlari menuju arah datangnya kereta api sambil memperlihatkan semboyan kepada masinis untuk menghentikan kereta apinya," ungkapnya.
Kereta api pun berhenti. Petugas penjaga pintu perlintasan kemudian meminta sopir truk untuk membebaskan kendaraannya dari jalur kereta api.
KA Logawa yang sempat berhenti beberapa saat kembali berangkat sekitar pukul 06.25 WIB dengan kecapatan terbatas.
Anwar menyebutkan, pihaknya akan menindak tegas sopir truk yang menerobos palang pintu kereta api. Polisi khusus kereta api (Polsuska) telah membawanya ke Polsek Rambipuji untuk memprosesnya secara hukum.
"KAI mengimbau saat sirine sudah berbunyi atau palang pintu sudah mulai ditutup, lebih baik berhenti dan menunggu hingga kereta api melintas. Lebih baik bersabar menunggu kereta lewat yang hanya lima menit, tapi dampaknya dapat menyelamatkan diri sendiri dan orang lain," katanya.
Baca Juga:Kronologi Kecelakaan KA Brantas di Semarang, Truk Tiba-tiba Mogok
Berdasarkan Pasal 296 UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa pelaku penerobos palang pintu kereta bisa dikenakan sanksi pidana penjara selama tiga bulan atau denda maksimal Rp 750.000.
Dia menyampaikan, sesuai dengan aturan yang berlaku, mulai dari Pasal 124 Undang-undang (UU) 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Pasal 114 UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dan Pasal 6 PM 36 Tahun 2011 tentang Perpotongan dan/atau Persinggungan Jalur Kereta Api dengan Bangunan Lain disebutkan bahwa pada perlintasan sebidang, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api atau kereta api diberikan prioritas berlalu lintas.