SuaraJatim.id - Air bersih menjadi masalah serius di Dukuh Tondowesi, Dusun/Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Warga sampai harus menggali di antara bebatuan dan kubangan di sekitar sungai untuk mendapatkan air.
Saat musim kemarau panjang seperti sekarang, sungai di Desa Klitih mengering.
Kepala Dusun Klitih Ali Ta'in mengatakan, kekeringan yang dialami Dukuh Tondowesi memang paling parah. "Memang di sini setiap kemarau pasti kekurangan air, tetapi tahun ini paling parah. Di sini yang terdampak kurang lebih 115 KK," kata Ali, Senin (30/11/2023).
Warga telah merasakan kekeringan sejak Bulan Juni. Selama ini mereka mencari air di sungai yang sudah kering. Caranya dengan menggali di antara bebatuan dan kubangan air.
Baca Juga:Efek Kemarau, Waduk Bili-Bili di Gowa Mengering
Ali menyampaikan, sebelumnya sudah ada bantuan air yang datang. Hanya saja, masih belum begitu banyak. "Ada dari BPBD juga baru 4 kali dikirim (air bersih) 2 hari sekali," katanya.
Sementara itu, Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan air bersih kepada warga Dusun Tondowesi, Jombang.
Dia mengungkapkan bantuan dari kemensos ini baru yang pertama kali. Dengan bantuan 10 tandon air dan pembuatan sumber air bersih baru yang diberikan oleh Kemensos bisa mencukupi kebutuhan warganya.
Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini menyebut menjelaskan, masalah air bersih di Desa Klitih ini memang cukup krusial. Sebab, ternyata sumbernya mengandung kadar garam dan kapur yang tinggi.
"Airnya yang di sana dites ternyata kadar kapur dan garam tinggi, itu bahaya. Gampang kena gagal ginjal dan bayi kalau dari ibunya hamil bisa rusak otaknya. Karena itu kita akan pindah cari airnya. Tadi di atas ketemu sumber air mudah-mudahan bisa, tetapi dalamnya 120 meter," kata Risma.
Baca Juga:Ferry Maryadi Beri Pesan Cinta untuk Sang Putri, Publik Malah Ingatkan Isu Selingkuh di Masa Lalu
Bantuan tersebut masih belum selesai. Pihaknya akan menyelesaikannya dalam beberapa bulan lagi.
- 1
- 2