Kekeringan, Warga Desa di Jombang Ini Terpaksa Menggali Bebatuan dan Aliran Sungai

Air bersih menjadi masalah serius di Dukuh Tondowesi, Dusun/Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang.

Baehaqi Almutoif
Senin, 30 Oktober 2023 | 17:30 WIB
Kekeringan, Warga Desa di Jombang Ini Terpaksa Menggali Bebatuan dan Aliran Sungai
Mensos Risma saat melihat kondisi kekeringan di Desa Klitih Jombang. [SuaraJatim/Dimas Angga]

SuaraJatim.id - Air bersih menjadi masalah serius di Dukuh Tondowesi, Dusun/Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Warga sampai harus menggali di antara bebatuan dan kubangan di sekitar sungai untuk mendapatkan air.

Saat musim kemarau panjang seperti sekarang, sungai di Desa Klitih mengering.

Kepala Dusun Klitih Ali Ta'in mengatakan, kekeringan yang dialami Dukuh Tondowesi memang paling parah. "Memang di sini setiap kemarau pasti kekurangan air, tetapi tahun ini paling parah. Di sini yang terdampak kurang lebih 115 KK," kata Ali, Senin (30/11/2023).

Warga telah merasakan kekeringan sejak Bulan Juni. Selama ini mereka mencari air di sungai yang sudah kering. Caranya dengan menggali di antara bebatuan dan kubangan air.

Baca Juga:Efek Kemarau, Waduk Bili-Bili di Gowa Mengering

Ali menyampaikan, sebelumnya sudah ada bantuan air yang datang. Hanya saja, masih belum begitu banyak. "Ada dari BPBD juga baru 4 kali dikirim (air bersih) 2 hari sekali," katanya.

Sementara itu, Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan air bersih kepada warga Dusun Tondowesi, Jombang.

Dia mengungkapkan bantuan dari kemensos ini baru yang pertama kali. Dengan bantuan 10 tandon air dan pembuatan sumber air bersih baru yang diberikan oleh Kemensos bisa mencukupi kebutuhan warganya.

Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini menyebut menjelaskan, masalah air bersih di Desa Klitih ini memang cukup krusial. Sebab, ternyata sumbernya mengandung kadar garam dan kapur yang tinggi.

"Airnya yang di sana dites ternyata kadar kapur dan garam tinggi, itu bahaya. Gampang kena gagal ginjal dan bayi kalau dari ibunya hamil bisa rusak otaknya. Karena itu kita akan pindah cari airnya. Tadi di atas ketemu sumber air mudah-mudahan bisa, tetapi dalamnya 120 meter," kata Risma.

Baca Juga:Ferry Maryadi Beri Pesan Cinta untuk Sang Putri, Publik Malah Ingatkan Isu Selingkuh di Masa Lalu

Bantuan tersebut masih belum selesai. Pihaknya akan menyelesaikannya dalam beberapa bulan lagi.

"Tadi saya tanya yang mengerjakan sekitar dua bulan. Saya minta selesaikan kita usahakan secepatnya," katanya.

Kemensos berencana mengerjakan sumur air yang dibangun melalui Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Dia mengungkapkan tidak masalah sumber air yang jauh dari warga dibandingkan dengan ancaman penyakit jika tetap menggunakan air yang tidak sehat.

"Nanti juga ada air yang siap minum, tetapi di sini (masjid) itu bisa mengambil. Kalau di rumah atau di tandon itu enggak siap minum. Kalau siap minum semua jaringan pipanya berat. Mudah-mudahan bisa cepat," jelas Mensos Risma.

Selain pengeboran sumber air, Kemensos juga menyiapkan pompa air untuk mengaliri ke tandon air yang telah disiapkan.

"Nah, pompanya juga harus cukup besar untuk membawa ke lokasi tong-tong yang sudah kita siapkan. Nanti sisanya baru naik ke tandon di atas, tetapi pertama prioritas adalah tandon yang di bawah untuk kita aliri dulu," pungkas Mensos Risma.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini