SuaraJatim.id - Kanwil Kemenkumham Jatim mendalami pengerusakan fasilitas sarana Puspa Agro yang diduga dilakukan para pengungsi.
Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Herdaus mengatakan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui siapa dan apa motif sesungguhnya dari tindakan pengerusakan di Puspa Agro.
"Kami sedang komunikasi dan berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk mendalami kasus pengerusakan sarana dan prasarana di tempat penampungan pengungsi Puspa Agro yang diduga dilakukan oleh pengungsi," ujar Herdaus melalui rilis resmi, Senin (11/12/2023).
Dia menjelaskan, kronologi bermula saat pemadaman listrik oleh PLN sejak Jumat (8/2/2023) pukul 01.30 WIB. Pemadaman dampak dari kebakaran gudang perusahaan marketplace yang berada di sebelah kiri area Pasar Puspa Agro, Sidoarjo.
Baca Juga:Heboh Rusun Jemundo Sidoarjo Porak-poranda Gegara Pengungsi Ngamuk, Berikut Fakta-Faktanya
"Pada Jumat siang, para pengungsi melakukan protes kepada pengelola Aparna Puspa Agro karena dengan adanya listrik padam dianggap mengganggu aktivitas para pengungsi yang ditampung di Aparna Puspa Agro, sehingga pihak pengelola mengupayakan recovery dengan cepat dan tepat yaitu dengan menyewa genset," kata Herdaus.
Pemadaman terjadi hingga sore hari, saat genset tiba di lokasi penampungan Aparna Puspa Agro. Selanjutnya petugas melakukan pemasangan dan penginstalasian untuk menghidupkan kebutuhan listrik penampungan.
"Sekitar satu jam setelah genset aktif, ternyata kami menerima informasi dari PLN bahwa aliran listrik telah menyala dan bisa digunakan, sehingga pemasangan dan penginstalasian genset dihentikan dan proses penyambungan kembali menggunakan aliran listrik PLN," jelasnya.
Namun, sekitar pukul 19.15 WIB, terdapat beberapa pengungsi yang melakukan pengerusakan sarana dan prasarana di Puspa Agro.
"Informasi yang kami terima, ada sekitar 30 orang refugees melakukan perusakan dengan melempari kaca penampungan Aparna Puspa Agro," terang Herdaus.
Baca Juga:Tujuh Lapas Jawa Timur Terima Limpahan Puluhan Narapidana Teroris
Kejadian tersebut berlangsung sekitar 15 menit. Para perusak berhenti beraksi setelah aliran listrik di penampungan kembali normal.
"Para pengungsi yang melakukan perusakan lari bersembunyi," tutur Herdaus.
Herdaus sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, aksi pengerusakan tersebut akan menjadi bahan evaluasi pihaknya. Untuk itu, pihaknya telah mengagendakan pertemuan dengan para stakeholder, termasuk dengan International Organization for Migration (IOM) pada hari ini.
"Kalau melihat kronologisnya, hal ini dapat dikategorikan sebagai sikap/ perilaku pengungsi yang tidak sepantasnya, akan ada evaluasi dan pembinaan sebagai bentuk pertanggungjawaban," tegas Herdaus.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa