Benarkah Sosmed Jadi Pemicu Kasus Bundir di Generasi Stroberi? Begini Penjelasan Psikolog

Fenomena ini menjadi memunculkan istilah generasi stroberi, generasi lunak yang dianggap rapuh dan mudah hancur seperti buah stroberi,"

Galih Prasetyo
Senin, 18 Desember 2023 | 09:06 WIB
Benarkah Sosmed Jadi Pemicu Kasus Bundir di Generasi Stroberi? Begini Penjelasan Psikolog
Ilustrasi sosial media ( Unsplash.com/dole777)

SuaraJatim.id - Kasus bunuh diri belakangan kerap terjadi di Malang, Jawa Timur (Jatim). Korbannya rata-rata mereka yang berlatar belakang generasi Z. Korban diantaranya disebabkan karena penyakit mental yang dialami korban.

Terbaru, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), LS (24), bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 12 Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) UB. Pihak kampus berikan soal status LS yang merupakan warga Karangploso kabupaten Malang.

Menurut Kapolsek Lowokwaru, AKP Anton Widodo, LS ternyata sudah bukan lagi mahasiswa UB. LS tercatat pernah kuliah di Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) angkatan 2018, tetapi sudah mengundurkan diri tahun 2019.

Terkait hal ini, Psikolog dari Universitas Negeri Malang (UM), Dr. Nur Eva, M.Psi menyoroti perihal pemicu korban untuk nekat melalukan aksi bunuh diri.

Baca Juga:Tarif Tol Surabaya-Malang Terbaru di Libur Nataru 2023

Menurut dosen Psikologi UM ini kemampuan mengelola stres dan mencapai gaya hidup sehat semakin menurun di setiap generasi. Penelitian American Psychological Association (2018) menegaskan temuan tersebut.

Dalam ulasannya, Nur Eva kemudian singgung soal generasi stroberi yang berhubungan dengan karakter Gen Z yang tidak memiliki batasan dengan individu lain sehingga memungkinkan mereka mudah labil karena menerima terpaan informasi dan kondisi yang cepat berubah dan serba acak.

“Fenomena ini menjadi memunculkan istilah generasi stroberi, generasi lunak yang dianggap rapuh dan mudah hancur seperti buah stroberi, walaupun secara penampilan buah stroberi menarik dan tampak indah,” ungkapnya seperti dikutip dari beritajatim.com--jaringan Suara.com, Senin (18/12).

Lebih lanjut, Nur Eva kemudian menyoroti soal karakteristik gen z yang begitu ketergantungan dengan teknologi, utamanya sosial media.

“Hal yang paling menonjol pada Gen Z adalah mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas,” jelasnya.

Baca Juga:Penantian 48 Tahun Berakhir, Gubernur Khofifah Resmikan Sambungan Listrik di Dusun Merak Situbondo

“Resesi ekonomi, transformasi digital, invasi di beberapa negara, bencana alam, dan juga wabah penyakit. Ini yang kemudian menyebabkan di masa dewasa, Gen Z menjadi kurang toleran terhadap ambiguitas lingkungan karena masa kanak-kanak yang terlalu terlindungi,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini