Gempa Guncang Tuban Lagi Selasa Malam, Total Sudah Terjadi 300 Kali

Gempa susulan masih terus terasa di wilayah Tuban dan sekitarnya.

Baehaqi Almutoif
Rabu, 27 Maret 2024 | 06:16 WIB
Gempa Guncang Tuban Lagi Selasa Malam, Total Sudah Terjadi 300 Kali
Ilustrasi gempa bumi - Apakah gempa bumi bisa diprediksi? (Tumisu/Pixabay)

SuaraJatim.id - Gempa susulan masih terus terasa di wilayah Tuban dan sekitarnya. Paling baru gempa terjadi pada Selasa (26/3/2024) malam.

Dikutip dari akun X BMKG, gempa tersebut memiliki kekuatan magnitudo 4,1 dengan titik lokasi ada di 5.61 LS, 112.55 BT.

Pusat gempa berada di Laut 154 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 Km. Guncangan tersebut terasa dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) kategori II hingga III di Pulau Bawean yang cukup dekat dengan titik episentrum gempa itu.

Rilis yang diterima SuaraJatim.id, hingga 26 Maret pukul 18.00 WIB sudah terjadi 303 kali gempa di perairan utara Tuban tersebut.

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Tuban dan Sekitarnya 27 Maret 2024

Sebelumnya, gempa terjadi di wilayah Tuban dengan magnitudo 5 pada Jumat (22/3/2024), sekitar pukul 11.22 WIB.

Pusat gempa saat itu berada di titik koordinat 5,74 Lintang Selatan (LS), 112,32 Bujur Timur (BT), dengan kedalaman 10 kilometer atau di laut pada jarak 132 kilometer dari Kota Tuban.

Sejak saat itu gempa susulan terus menerus terjadi. Namun itensitasnya mulai berkurang pada Selasa malam.

Gempa yang Tak Lazim

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut gempa tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal. "Gempa kerak dangkal itu dipicu oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme geser atau mendatar di Laut Jawa," katanya dikutip dari Antara, Minggu (24/3/2024).

Baca Juga:Ribuan Rumah Rusak Terdampak Gempa Tuban, DPRD Jatim Berharap Segera Diperbaiki

Meskipun terjadi di laut, akan tetapi gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Daryono menyebut, gempa yang terjadi di dekat Pulau Bawean, Gresik tersebut merupakan “gempa tidak lazim” karena terjadi di wilayah yang jarang terjadi gempa dangkal.

Selama ini, wilayah Laut Jawa lazimnya menjadi episenter gempa-gempa hiposenter dalam akibat deformasi slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempeng Eurasia tepatnya di bawah Laut Jawa dengan kedalaman sekitar 500–600 km.

Guncangan gempa yang berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus tersebut membuktikan bahwa ternyata jalur sesar di Laut Jawa masih aktif sekaligus menjadi pengingat untuk waspada.

"Gempa dapat berulang dan terjadi kapan saja. Meskipun termasuk dalam zona kegempaan rendah, Laut Jawa utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa karena secara geologi dan tektonik terdapat jalur Sesar Tua Pola Meratus," kata Daryono menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini