“Ini Pilkada. Bukan Pileg. Justru saya memprediksi suara Pilpres kemarin akan linier dengan suara Pilkada. Didukung koalisi KIM. Representasi Khofifah adalah Prabowo-Gibran. Sementara Khofifah juga didukung Muslimat yang bisa diandalkan,” teganya.
Sebaliknya klaim Luluk yang menyebutkan suara utuh PKB, pun diragukannya. Identitas politik ke-NU-an dari masing-masing kandidat memang cukup kuat. Tapi kalangan nahdliyin juga pemilih rasional.
Lalu menurutnya, kandidat secara identitas politik ke-NU-an dari masing-masing cukup kuat. Tetapi kalangan nahdliyin juga pemilih rasional. Apalagi Khofifah keuntungannya adalah petahana.
“Dengan demikian keunggulan politik teknokratik yaitu bagaimana menghadirkan visi-misi serta program yang nyata dan realistis untuk masyarakat Jatim, Khofifah sudah membuktikan," imbuhnya.
Baca Juga:Sosok Boedi Prijo Soeprajitno, Ketua Tim Sukses Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024
Oleh sebab itu, Dosen Fisip Unis ini menilai ancaman Khofifah hanya pada Risma. Tetapi, itu juga bukan ancaman serius, sebab Risma hanya populer di wilayah Arek, dan tidak didukung suara wakilnya, seperti Emil Dardak.
Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia