Panas Pengambilan Nomor Urut: Kondisi Pilpres Terjadi di Pilgub Jatim

Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sudah punya nomor punggung untuk di Pilgub Jatim 2024.

Baehaqi Almutoif
Selasa, 24 September 2024 | 08:02 WIB
Panas Pengambilan Nomor Urut: Kondisi Pilpres Terjadi di Pilgub Jatim
Panas Pengambilan Nomor Urut Pilgub Jatim. [SuaraJatim/Yuliharto Simon]

SuaraJatim.id - Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sudah punya nomor punggung untuk di Pilgub Jatim 2024. Pengundian nomor urut itu dilakukan di ballroom Hotel Grand Mercure Mirama Surabaya, Senin (23/9/2024). Semua pasangan calon dan relawannya pun hadir dalam pengundian itu yang dilakukan oleh KPU Jatim.

Pasangan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim mendapat nomor punggung satu. Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak nomor urut dua dan Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) mendapat nomor urut tiga. Uniknya, kondisi ini sama seperti saat Pilpres 2024 lalu.

PKB yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat nomor urut satu. Begitu juga Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapat nomor urut dua. Di nomor urut tiga PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Usai penetapan itu, teriakan para relawan ketiga pasangan calon pun meledak. Saling sindir pun tak terhindarkan lagi. “Resik-resik fufufafa,” teriak pendukung dan relawan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans). Teriakan dengan kalimat serupa juga diteriakkan relawan Luluk Nur Hamida-Lukmanul Khakim.

Baca Juga:Luluk Bahagia Terima Nomor 1, Khofifah Serasa Berkah Peroleh 2, Risma bak Doa Sang Ibu Dapat 3

Sindiran itu pun langsung dibalas sholawatan oleh relawan dan pendukung pasangan nomor urut dua Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak. “Sholatullah salamullah ala thoha rasulillah,” teriakan relawan Khofifah-Emil. “Khofifah-Emil lanjutkan dua periode,” teriak mereka lagi.

Bagi Luluk, nomor satu adalah nomor kemenangan yang memiliki filosofi kompleks. “InsyaAllah kita punya tekad yang sama. Kita akan punya satu nyali, punya satu jiwa, ada satu barisan, dan satu gerakan. Nah ini yang akan menjadi modal dasar untuk bisa membangun Jawa Timur," ujarnya.

Bahkan dia mengaku, setelah mendapat nomor urut itu dirinya semakin bertambah. Dengan nomor itu pun Luluk semakin yakin mampu memberikan semangat perubahan untuk Jatim yang lebih maju. Masyarakatnya juga makmur.

Luluk mengatakan, pemerintahan yang tidak dapat merubah kondisi kemiskinan di Jatim tidak perlu dilanjutkan. Jika ingin perubahan yang lebih makmur, butuh tekad yang kuat. Butuh mental perubahan, bahwa kesejahteraan masyarakat Jatim harus dapat diraih dan diwujudkan bersama-sama.

"Gak ada cara lain kecuali memang kita benar-benar mau berubah. Kalau kita ingin mengurangi angka kemiskinan, dimana Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin yang terbesar di Indonesia. Masa iya kemudian ini mau dilanjutkan," kata dia.

Baca Juga:Undian Nomor Urut Pilgub Jatim: Luluk-Lukman Awal, Khofifah-Emil Tengah, dan Risma-Gus Hans Terakhir

Sementara itu, Khofifah-Emil terlihat sangat bahagia mendapatkan nomor urut dua. Itu sesuai harapan mereka sejak awal, sebelum pengundian nomor urut itu dilakukan KPU Jatim. Bagi Khofifah, mendapatkan nomor urut 2 ini dianggap sebagai berkah. Sebab nomor 2 ini memiliki makna semangat dan optimisme keberlanjutan.

“Alhamdulillah kami tadi sudah mendapatkan nomor urut 2. Angka 2 ini melambangkan optimisme dan semangat untuk mewujudkan dua periode. Juga menjadi penyemangat untuk melanjutkan pengabdian Khofifah-Emil mewujudkan Jawa Timur yang maju berprestasi, adil, makmur dan sejahtera,” kata Khofifah.

Sebelum mengikuti pengundian nomor urut itu, Khofifah sungkem pada gurunya. Yaitu Nyai Hj Masruroh Wahid. “Beliau guru saya. Beliau bilang: khairul umur ausatuha. Kalimat itu bermakna yang terbaik adalah yang di tengah-tengah,” ujarnya.

Khofifah menceritakan, selama lima tahun memimpin Jawa Timur di periode pertama 2019-2024, telah banyak prestasi yang dihasilkan. Bahkan menjadi provinsi dengan prestasi terbanyak dibandingkan provinsi lain di Indonesia.

“Jawa timur telah berada pada posisi yang sangat prima menuju cita-cita Indonesia Emas 2045. Menjelang 2030, menjadi tahun-tahun yang sangat menentukan. Sehingga dibutuhkan kerja keras dan jerih payah semua elemen strategis Jawa Timur untuk menyongsong Indonesia Emas,” tegasnya.

Dia menegaskan, ikhtiar ke depan Khofifah-Emil adalah senantiasa mendengarkan aspirasi masyarakat.

Hanya Tri Rismaharini yang enggan berbicara ke awak media. Usai acara pengundian dan penetapan nomor urut Cagub dan Cawagub, Wali Kota Surabaya dua periode itu langsung pergi. Tidak sepatah katapun dia lontarkan ke awak media sama seperti dua cagub lainnya.

Gus Hans yang mendatangi konferensi pers. Ia mengatakan, seluruh nomor baik. Dirinya bersama Risma sudah menyiapkan segala kemungkinan. Namun, nomor tiga dinilai nomor yang komplit.

“Nomor tiga ini semakin komplit dan nomornya banyak. Insyaallah peluangnya juga semakin banyak. Ini juga sama seperti namanya bu Risma: Tri. Dalam bahasa Inggris: Three yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah tiga,” ucap Gus Hans.

Meski begitu, Gus Hans menyatakan bahwa Pilkada harus lebih dewasa ketimbang Pilpres yang lalu. “Kita harus menunjukkan bahwa kita lebih dewasa. Bukan bagian dari politik nasional yang ingin mengarahkan ke sana dan sini. Masyarakat Jatim jauh lebih dewasa,” tegasnya.

Dalam kondisi ini, apakah pemenang Pilgub Jatim 2024 juga akan dimenangkan oleh pasangan calon nomor urut dua? Sesuai yang terjadi saat Pilpres 2024. Ini masih menjadi misteri dan layak dinanti. Sebab, elektabilitas dari ketiga pasangan calon pun pasangan Khofifah-Emil paling tinggi.

Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini