“Secara teori sangat-sangat berat mengejar elektabilitas Khofifah-Emil. Tetapi tetap saja, di dalam politik segala sesuatu masih bisa terjadi,” katanya.
Dia menyampaikan, Khofifah-Emil telah mencapai batas ambang psikologis elektoral bagi paslon petahana yakni di angka 60 persen. Angka yang cukup nyaman untuk Paslon ini karena sulit dikejar.
“Kita tahu yang belum menentukan saja hanya di bawah 15 persen. Andaikata angka yang belum menentukan itu diambil semua oleh paslon terdekat dalam hal ini nomor urut 3, maka hasilnya juga masih belum sampai mengejar, hanya mengikis selisih angka. Dan undicided voters biasanya juga tersebar ke semua paslon, tidak merujuk ke satu paslon saja,” katanya.
Direktur ARCI, Baihaki Sirajt menyebut elektabilitas Khofifah-Emil masih bisa terus bertambah. Survei yang dilakukannya ada undecided voters yang belum memilih.
Baca Juga:Dukung Risma-Gus Hans, PIONEERISMA Gaungkan Gen Z untuk Jatim Resik
“Jadi undecided, swing voters itu cenderung merapat ke paslon yang memang sudah punya pengalaman. Dan dari survei Juli ke Oktober, mayoritas undecided voters beralih ke Khofifah-Emil. Itu yang membuat elektabilitas Khofifah-Emil melesat dari kisaran 55 persen ke 65 persenan,” kata Baihaki.