Cerita Lansia di Pacitan, Harus Kehilangan Rumah Usai Disambar Petir

Nestapa dialami dua lansia Tuginem (80) dan Tugimah (75) asal Desa Sanggrahan, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan yang harus kehilangan rumahnya akibat petir.

Baehaqi Almutoif
Rabu, 13 November 2024 | 20:09 WIB
Cerita Lansia di Pacitan, Harus Kehilangan Rumah Usai Disambar Petir
Ilustrasi rumah (Freepik/wirestock)

SuaraJatim.id - Nestapa dialami dua lansia Tuginem (80) dan Tugimah (75) asal Desa Sanggrahan, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan yang harus kehilangan rumahnya akibat petir.

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (9/11/2024) malam. Tiba-tiba menyambar rumah kedua lansia penyandang disabilitas yang menyebabkannya terbakar.

“Rumah saya hangus dalam sekejap,” begitu kira-kira tangis lirih yang tak terdengar dari wajah keduanya dilansir dari TIMES Indonesia--jaringan Suara.com, Rabu (13/11/2024).

Kini, keduanya tinggal di rumah Supatmi (51), yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Baca Juga:Bencana di Akhir Pekan: Lamongan Hujan Es, Pacitan Longsor, Bondowoso dan Mojokerto Puting Beliung

Salah satu kerabat kedua lansia, Suparwoto (54) mengatakan, kedua mengalami disabilitas sejak lama.

Tuginem sedari lahir sudah disabilitas mental. Sedangkan Tugimah kakinya bengkok dan tak lagi mampu berbicara. Namun, dia tetap sabar menemani kakaknya dalam keheningan. Keduanya memang tidak pernah menikah.

Saat peristiwa tersebut, Suparwoto sedang berada di rumah anaknya. "Sebenarnya kami tinggal serumah, tapi karena istri saya sakit stroke, saya sering bolak-balik ke rumah anak,” katanya.

Suparwoto mengaku sangat terkejut setelah mendengar kabar bahwa rumahnya tersebut terbakar.

Petang itu, warga berlari ke lokasi. Di bawah guyuran hujan, mereka menemukan Mbah Tuginem terduduk di bawah pohon mlinjo, menggigil.

Baca Juga:10 Rumah di Surabaya Hangus Terbakar Hanya dalam 32 Menit

Sementara itu, Mbah Tugimah sudah berjalan tertatih ke jalanan. Wajah mereka pucat, syok.

“Bangunan itu separuhnya kayu, atapnya asbes, jadi api menjalar dengan cepat. Warga sudah berusaha memadamkan api, tapi alat seadanya tak mampu melawan kobaran,” kenang Suparwoto yang menjadi saksi malam itu.

Supratowo berharap ada bantuan untuk membangun rumah mereka kembali.

"Kami berharap ada bantuan, baik dari pemerintah atau masyarakat sekitar, supaya Mbah Tuginem dan Mbah Tugimah bisa kembali punya tempat tinggal yang layak," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak