SuaraJatim.id - Masyarakat yang tinggal di Petak 1 dan 5, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Gombengsari, Kabupaten Banyuwangi harus mengalami sulitnya mendapatkan listrik, terutama saat malam hari.
Warga Petak 1 dan 5, Kelurahan Kalipuro tinggal di tengah kawasan Perhutani. Terpencilnya lokasi membuat jaringan listrik PLN tak bisa masuk.
Selama ini masyarakat berupaya untuk mendapatkan penerangan dengan usaha sendiri. Mereka menyambung atau mengulur kabel ke lokasi tiang listrik terakhir. Jaraknya sekitar empat sampai lima kilometer. Lokasinya di luar lahan perhutani.
"Masyarakat berswadaya untuk membeli listrik yang kemudian digunakan bersama-sama sejumlah 47 KK di petak 1 dan petak 5. Muncul beberapa masalah dari penyambungan listrik,” kata Kabid EBT Dinas ESDM Rendy Herdijanto, Minggu (24/11/2024).
Namun, sejumlah masalah kemudian muncul. Uluran kabel sering putus tertimpa pohon tumbang yang mengakibatkan mati lampu.
"Masalah lainnya adalah biaya yang cukup besar ketika mengisi token listrik warga. Serta tidak dapat diperkirakan kapan token akan habis. Selain itu masalah yang sering muncul adalah lemahnya arus listrik sehingga penerangan yang didapat tidaklah maksimal," tambahnya.
Bertahun-tahun sengsara tak dapat pasokan listrik, warga Petak 1 dan 5 kini telah memiliki PLTS Solar System (SHS). "Alhamdulillah masyarakat Petak 1 dan Petak 5 Kelurahan Kalipuro, kini sudah bisa mandiri energi berkat PLTS SHS," katanya.
Bantuan PLTS SHS ini memberikan titik cerah untuk masyarakat Petak 1 dan Petak 5 Kecamatan yang selama ini mengeluhkan adanya listrik padam.
PLTS SHS ini mampu menyerap sinar matahari dan mengubah energinya untuk disimpan dan digunakan malam hari. Lampu dapat menyala saat malam hari. Masyarakat dapat beraktivitas lebih nyaman di malam hari.
Baca Juga:Cawagub Lukman Ingin Merevolusi Transportasi dengan Membangun KRL ke Bandara
Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia