DBD dan Cikungunya di Tuban Mengkhawatirkan, Jumlah Pasien Meroket Tajam

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya di Tuban semakin mengkhawatirkan.

Baehaqi Almutoif
Minggu, 16 Maret 2025 | 12:57 WIB
DBD dan Cikungunya di Tuban Mengkhawatirkan, Jumlah Pasien Meroket Tajam
Ilustrasi nyamuk Anopheles, yang menyebabkan malaria (Pixabay.com/41330)

SuaraJatim.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya di Tuban semakin mengkhawatirkan.

Data Dinkes-P2KB Tuban, kasus DBD meroket drastis. Sebagai perbandingan pada 2023 terjadi 203 kasus, naik 874 kasus pada 2024.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari mengaku telah menggencarkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M-Plus sebagai upaya penurunan DBD dan Cikungunya.

"Tingginya kasus DBD di Tuban menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih waspada," ujarnya dikutip dari BlokTuban--partner Suara.com, Sabtu (15/3/2025).

Baca Juga:Daftar Desa Terdampak Banjir di Tuban, BPBD Siaga Penuh

Ratna menyebut, hingga akhir Januari 2025, sudah ada 111 kasus pasien DBD di Tuban.

Dia menegaskan upayanya untuk menekan angka penyebaran DBD. Pihaknya juga meminta semua elemen masyarakat, seperti pemerintah kecamatan, desa, hingga keluarga, bersinergi untuk menguranginya.

Dinkes-P2KB Tuban mengimbau masyarakat untuk melakukan Gerakan PSN 3M-Plus secara rutin, minimal dua minggu sekali.

Pihaknya juga menekankan untuk pemberantasan jemantik di sekolah dan tingkat RT.

Gerakan PSN 3M-Plus mengajak masyarakat untuk rutin menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember, dan penampung air minum.

Baca Juga:Nahas! Siswa di Tuban Tewas Kesetrum Saat Kerjakan Project

Kemudian menutup tempat penyimpanan air agar nyamuk tidak berkembang biak. Selanjutnya mendaur ulang barang bekas yang berpotensi untuk perkembangbiakan nyamuk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak