Dia menyampaikan, yang menyembur dari dalam sumur bor ialah gas rawa.
Petugas sudah memasang pipa sepanjang sekitar 100 meter dari sumur bor menuju area persawahan dibelakang masjid yang jauh dari pemukiman warga untuk keselamatan.
Di tengah sawah tersebut gas tersebut dibakar habis. "Pembakaran akan terus dilakukan hingga kandungan gas rawa habis," katanya.
Proses pembakaran tersebut akan membutuhkan sekitar satu pekan sebelum benar - benar habis. Agus menyampaikan, volume kandungan gas cukup besar sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Baca Juga:Tips Aman Tinggalkan Rumah Saat Lebaran dari Pemkot Surabaya, Mudik Jadi Tenang
"(Berdasarkan) konfirmasi Pertamina kurang lebih 1 mingguan," tambahnya.
Selama proses flaring atau pembakaran ini berlangsung, warga dilarang untuk mendekat. Petugas ke polisian juga sudah memasang garis polisi di radius 5 meter dan 50 meter, agar warga tidak mmendekat.
Apa itu Gas Rawa?
Gas rawa, atau yang juga dikenal sebagai biogenic shallow gas merupakan gas yang terbentuk secara alami di lingkungan rawa. Gas rawa ditemukan di lapisan batuan dangkal di area rawa atau sawah.
Gas ini biasanya dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang hidup di lingkungan anaerobik (tanpa oksigen) di rawa. Bakteri ini menguraikan bahan organik yang ada di rawa, menghasilkan gas metana sebagai produk sampingan.
Baca Juga:Banjir Bojonegoro Surut, Giliran Longsor di Mana-mana
Komponen utama gas rawa adalah metana (CH4), yang merupakan gas yang mudah terbakar. Gas rawa umumnya tidak berbau, bertekanan rendah, dan muncul sebagai rembesan gas di area yang luas.