Banjir Pamekasan, 2 Kecamatan Basah Kuyup

Hujan deras yang mengguyur wilayah Pamekasan membuat sungai meluap. Akibatnya, dua kecamatan terendam.

Baehaqi Almutoif
Minggu, 13 April 2025 | 09:43 WIB
Banjir Pamekasan, 2 Kecamatan Basah Kuyup
Banjir akibat luapan sungai, Sabtu (12/4) malam mulai menggenangi perkampungan warga di Kelurahan Patemon, Pamekasan, Jawa Timur. ANTARA/HO-BPBD Pamekasan

SuaraJatim.id - Hujan deras yang mengguyur wilayah Pamekasan membuat sungai meluap. Akibatnya, dua kecamatan terendam.

Data Forum Penanggulangan Bencana Pamekasan, dua kecamatan yang terendam banjir, yakni di Palengaan dan Kota Pamekasan.

"Saat ini banjir mulai memasuki perkampungan warga di Kelurahan Patemon, Pamekasan," kata Juru Bicara Tim Relawan Penanggulangan Bencana dari Forum Penanggulangan Bencana Pamekasan Candra Kirana dilansir dari Antara, Sabtu (12/4/2025).

Dia mengatakan, ketinggian air di dua kecamatan yang terdampak banjir mencapai 10 hingga 20 cm.

Baca Juga:Peringatan BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jatim Sepekan ke Depan

Ketinggian air tersebut masih berpotensi terus naik, mengingat daerah hulu juga masih diguyur hujan.

Bencana banjir bertambah parah karena air laut pasang. Sehingga wilayah Kecamatan Kota Pamekasan terendam banjir.

Banjir juga berdampak pada masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sungai.

Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan menetapkan status waspada dan meminta agar warga meningkatkan kewaspadaan.

"Kami sudah menerjunkan tim ke Patemon dan terus melakukan pemantauan debet air, mengingat kondisi sungai hingga malam ini terpantau semakin tinggi dan arus semakin deras," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Pamekasan Akhmad Dofir Rosidi.

Baca Juga:Banjir Kepung Ngawi: 15 Desa Terdampak

Sebelumnya, pada Sabtu (12/4) sore, banjir juga terjadi di dua desa di Kecamatan Palengaan, Pamekasan akibat tanggul penahan banjir di sungai Desa Palengaan Daja jebol.

Di Desa Palengaan Daja, banjir menggenangi perumahan warga di Dusun Londalam, Dusun Tareta 1, dan Dusun Laccaran. Sedangkan di Desa Rombuh, hanya satu dusun, yakni Dusun Galisan.

Peringatan BMKG

 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda meminta masyarakat Jawa Timur untuk mewaspadai cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.

Masyarakat diminta hati - hati terhadap hujan lebat, angin kencang, hujan es, hingga puting beliung yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah.

Melansir laman akun X BMKG Juanda, masyarakat diminta waspada terhadap cuaca ekstrem pada periode 3 - 12 April 2025. Hati - hati juga pada dampaknya berupa bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, hingga pohon tumbang.

Beberapa daerah yang diprediksi terjadi potensi cuaca ekstrem, di antaranya Jombang, Lamongan, Kabupaten dan Kota Madiun, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Banyuwangi, Bojonegoro, Gresik, Jember, Kabupaten dan Kota Kediri, Kota dan Kabupaten Malang, Lumajang, Magetan, Pacitan, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Sidoarjo, Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Kota Batu, Bondowoso, Kabupaten Pasuruan, Ponorogo, Situbondo, serta Sumenep.

"Saat ini wilayah Jawa Timur memasuki masa peralihan musim atau pancaroba sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi," tulis release BMKG Juanda dikutip, Jumat (4/3/2025).

Cuaca ekstrem tersebut disebabkan oleh dinamika atmosfer yang menunjukkan adanya pola konvergensi di wilayah Jawa Timur, serta terdapat gangguan gelombang Equatorial Rossby dan Kelvin yang diperkirakan akan melintas wilayah Jatim dalam sepekan ke depan.

Situasi tersebut yang mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan - awan hujan yang intens.

Sementara itu, atmosfer di wilayah Jatim masih labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas sehingga mendukung pertumbuhan awan Cumulonimbus yang cukup signifikan.

"BMKG Juanda menimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan dampak bencana, khususnya pada wilayah yang rentan terhadap banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang," tulisnya lagi.

BMKG Juanda juga mengimbau kepada para pemudik untuk tidak memaksakan perjalanan jika dirasa cuaca masih terlalu ekstrem. Keselamatan harus tetap diutamakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini