SuaraJatim.id - Dunia ilmu supranatural Nusantara menyimpan banyak misteri, salah satunya adalah tentang Ajian Pancasona dan Rawarontek, dua ajian legendaris yang diklaim memiliki kekuatan luar biasa dalam hal kekebalan dan kemampuan gaib.
Dikenal luas di kalangan jawara dan tokoh spiritual, ajian ini dipercaya berasal dari warisan leluhur zaman kerajaan dan masih diyakini hingga kini oleh sebagian kalangan.
Apa saja yang membuat pemilik ajian ini begitu ditakuti dan disegani? Dilansir dari YouTube Misteri Populer, berikut lima ciri yang konon melekat pada mereka yang memiliki Ajian Pancasona dan Rawarontek:
1. Luka Cepat Sembuh
Baca Juga:13 Pulau di Trenggalek Tiba-Tiba Masuk Wilayah Tulungagung, DPRD Jatim Curiga Ada 'Sesuatu'
Salah satu ciri utama pemilik ajian ini adalah kemampuan tubuh mereka untuk menyembuhkan luka dengan sangat cepat. Luka robek atau tusukan senjata tajam bisa langsung menutup hanya dengan siraman air putih. Ini bukan sekadar isapan jempol belaka dalam cerita rakyat. Banyak kisah turun-temurun yang menceritakan bagaimana para pendekar dengan ajian ini bangkit kembali setelah pertarungan sengit.
2. Kebal Senjata Tajam
Ciri selanjutnya adalah kekebalan terhadap senjata tajam, khususnya yang berbahan logam. Bahkan ketika lawan membawa senjata tajam paling mematikan sekalipun, pemilik Ajian Pancasona dan Rawarontek tetap berdiri tegak tanpa luka. Kekebalan terhadap logam ini disebut-sebut sebagai tingkatan dasar dalam penguasaan kedua ajian tersebut.
3. Mampu Menembus Alam Gaib
Yang membuat bulu kuduk merinding, para pemilik ajian ini diyakini bisa menembus alam gaib dan berkomunikasi dengan makhluk halus. Jin, kodam, dan entitas halus lainnya dikatakan segan bahkan takut terhadap mereka. Kemampuan ini menjadikan mereka tidak hanya tangguh di dunia nyata, tetapi juga dihormati di dimensi lain.
Baca Juga:Wapres Gibran Tinjau Bazar Blitar Djadoel, Gubernur Khofifah Komitmen Berdayakan Koperasi dan UMKM
4. Rutin Melakukan Puasa Khusus
Untuk menjaga kekuatan ajian ini, pemiliknya biasanya melakukan puasa-puasa tertentu seperti puasa weton, pati geni, hingga mutih. Ritual-ritual ini bukan sekadar tradisi, melainkan bentuk pemeliharaan energi spiritual agar ajian tetap aktif dan kuat. Kedisiplinan spiritual inilah yang membedakan mereka dari praktisi biasa.
5. Kebal terhadap Api dan Ilmu Hitam
Selain kekebalan terhadap senjata, pemilik ajian ini juga disebut-sebut tidak mempan terhadap unsur api dan berbagai jenis ilmu hitam seperti santet atau guna-guna. Dalam sejarahnya, Ajian Pancasona pernah digunakan oleh tokoh legendaris seperti Prabu Angling Dharma dan Adipati Minak Jinggo, yang kekuatannya berasal dari mustika gaib.
Asal Usul Ajian Pancasona: Dari Rahwana hingga Sudawati
Dalam kisah pewayangan, Ajian Pancasona pernah diberikan oleh Resi Subali yang dikenal sebagai makhluk setengah manusia dan setengah kera kepada Prabu Dasamuka (Rahwana).
Namun, Rahwana menyalahgunakan ilmu ini untuk kejahatan sehingga dihukum oleh para dewa. Tubuhnya dipasung oleh dua gunung besar selama ribuan tahun sebagai bentuk penebusan.
Di masa lain, muncul kisah Sudawati, istri dari Mahasura yang dibunuh dengan Ajian Rengkah Gunung. Dalam upaya balas dendam, Sudawati bertapa dan akhirnya mendapatkan Ajian Pancasona setelah bertemu Resi Subari di alam gaib.
Ia berhasil mendapatkannya dengan syarat tidak menyalahgunakan kekuatan tersebut. Sudawati pun berhasil mengalahkan musuh-musuhnya dengan kekuatan ajian tersebut.
Ajian Pancasona di Zaman Modern
Walaupun kisahnya penuh dengan nuansa mitologis, ajian ini tetap menarik perhatian banyak orang hingga sekarang. Beberapa kalangan spiritual masih meyakini bahwa ilmu ini bisa dipelajari melalui ritual seperti puasa, meditasi, dan pengambilan benda-benda gaib seperti mustika.
Namun perlu dicatat bahwa hingga hari ini asal muasal ajian Pancasona masih simpang siur dan belum ada bukti ilmiah yang mendukung eksistensinya secara nyata.
Ajian Pancasona dan Rawarontek adalah bagian dari kekayaan budaya spiritual Nusantara. Meskipun kebenarannya masih jadi misteri, tak bisa dipungkiri bahwa cerita-cerita tentangnya telah menjadi bagian penting dari warisan kepercayaan masyarakat.
Apakah Anda percaya atau tidak, kekuatan sejati dari ajian semacam ini mungkin bukan hanya pada tubuh yang kebal, tapi pada kedisiplinan, keyakinan, dan nilai luhur yang mendasarinya.
Kontributor : Dinar Oktarini