4. Penerjemah
Dulu, menjadi seorang penerjemah adalah profesi yang menjanjikan. Namun, kemunculan alat terjemahan berbasis AI seperti Google Translate dan DeepL yang semakin akurat dan mampu memahami konteks telah menggerus pasar para penerjemah manusia, terutama untuk tugas-tugas terjemahan dokumen standar.
5. Penulis Konten dan Desainer Grafis Junior
Siapa sangka profesi kreatif bisa terancam? AI generatif seperti ChatGPT dan Midjourney kini mampu menghasilkan artikel, tulisan untuk media sosial, hingga gambar dan desain visual hanya dari perintah teks sederhana. Meskipun belum bisa menandingi kreativitas kompleks manusia, untuk kebutuhan konten dasar dan cepat, AI menjadi alternatif yang jauh lebih murah dan efisien.
Baca Juga:Pemprov Jatim akan Berkolaborasi dengan Komunitas AI
Menghadapi tsunami teknologi ini, CEO Nvidia, Jensen Huang, mengingatkan bahwa satu-satunya pilihan adalah adaptasi. Peningkatan keterampilan (upskilling) dan mempelajari keahlian baru (reskilling) menjadi harga mati jika tak ingin sekadar menjadi penonton di era disrupsi AI.