"Intinya kita sama-sama berproses. Kita tidak boleh anti perubahan. Ditambah kehadiran jajaran BUMD Jatim dan Sulteng disini sebagai penggerak ekonomi akan menjadi bagian penguat bahkan lokomotif dari proses pembangunan di masing-masing daerah," lanjutnya.
Kekuatan baru yang juga sangat berpotensi adalah Durian Musang King yang berhasil tumbuh subur di Sulteng. Ia menuturkan, 85 persen Durian Musang King di Jatim masih dipenuhi dari impor. Sedangkan, hasil Durian Musang King di Sulteng telah mampu merambah pasar Ekspor.
"Sehingga sangat dimungkinkan bahwa melalui pertemuan ini kemudian membuka pintu perdagangan baru, dimana Durian jenis Musang King dari Sulteng sangat potensial," ucapnya optimis.
Di akhir, Gubernur Khofifah berharap agar nantinya Provinsi Sulteng akan mampu bertandang ke Jatim untuk melakukan misi dagang serupa.
Baca Juga:Kecelakaan Bus di Probolinggo, Gubernur Khofifah Sampaikan Duka Cita & Instruksikan Evaluasi Armada
"Banyak potensi-potensi yang kita temu kenali di dalam Misi Dagang ini. Sehingga kerjasama antar dinas dan antar Gubernur menjadi bagian penting untuk bisa kita tindak lanjuti bersama," pesan Gubernur Khofifah.
"Terima kasih kepada seluruh pelaku usaha yang turut hadir hari ini. Mudah-mudahan terus memberikan penguatan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat di kedua provinsi," katanya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid mengaku optimis akan ada hal yang bisa dikerjasamakan antara Sulteng dan Jawa Timur.
Sulteng disebutnya memiliki potensi yang besar, namun masih memerlukan pendampingan dan peningkatan kualitas.
"Terima kasih kepada Ibu Gubernur Khofifah yang telah menginisiasi kerjasama ini sehingga disamping punya potensi, kita juga bisa berkembang lebih baik lagi," ujar Gubernur Anwar.
Baca Juga:Khofifah: FESyar Bukan Sekadar Seremoni! Jatim Siap Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nasional
Ia bahkan mengaku sangat senang karena bisa bertemu dan belajar langsung dengan Gubernur Khofifah. Seperti halnya potensi Durian Musang King yang ada di Sulteng, bagaimana nantinya bisa dikembangkan untuk mendapat nilai tambah.
Dalam kesempatan itu, dilakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara OPD Jatim dengan OPD Sulteng sebagai penguatan sinergi dan kolaborasi antar kedua daerah. Penandatanganan dilakukan oleh Disperindag Prov Jatim dan Prov Sutleng, Dinas Koperasi, UKM Prov Jatim dan Sulteng, Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Jatim dan Prov. Sulteng, Dinas Peternakan Prov Jatim dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Prov Sulteng, dan Dinas Perkebunan Prov Jatim dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Prov Sulteng.
Kemudian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov Jatim dengan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov. Sulteng, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Jatim dengan Dinas Pangan Daerah Prov. Sulteng, Dinas PMD Provinsi Jatim dan Sulteng, Dinas Kehutanan Jatim dan Sulteng, DPMPTSP Jatim dan Sulteng serta Diskominfo Jatim dan Sulteng.
Penandatangan PKS juga dilakukan antara KADIN, HIPMI, IWAPI dan FORKAS dari Prov. Jatim dan Sulteng.
Sebagai informasi, dalam Misi Dagang Jatim-Sulteng juga mencatatkan nilai transaksi tertinggi oleh beberapa pelaku usaha. Diantaranya antara Asosiasi Pelaku Usaha Peternakan Jatim asal Mojokerto dengan Asosiasi Pelaku Usaha Peternakan Sulteng asal Kota Palu dengan komoditi Susu Sapi, Daging Ayam, Daging Sapi dan Daging olahan senilai Rp 919 Miliar per tahun. Kemudian CV. RUM SEAFOOD dengan CV. ANDI FITRI REZKIANA dengan komoditi 900 ton ikan kembung, 720 ton tuna loin dan 300 ton bandeng senilai Rp 96,3 Miliar per tahun.