Marsinah Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Menteri Ziarah ke Makam: Simbol Suara Perempuan!

Marsinah adalah pengingat penting bahwa perjuangan perempuan Indonesia belum selesai

Muhammad Yunus
Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:59 WIB
Marsinah Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Menteri Ziarah ke Makam: Simbol Suara Perempuan!
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi (kiri) bersama Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi (tengah), beserta istri berziarah di makam aktivisi buruh Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (19/10/2025) [Suara.com/ANTARA]
Baca 10 detik
  • Marsinah akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional
  • Tugas negara adalah memastikan setiap perempuan pekerja Indonesia terlindungi, dihargai, dan memiliki ruang aman
  • Sosok Marsinah berjuang bukan dengan kekuasaan, melainkan dengan keberanian, patut diteladani generasi muda

SuaraJatim.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi berziarah ke makam aktivis buruh Marsinah di Desa Nglundo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, jelang ditetapkannya Marsinah sebagai pahlawan nasional.

"Hari ini kita hadir di tempat yang menyimpan jejak keberanian seorang perempuan pekerja Indonesia, Marsinah. Ia bukan sekadar nama dalam catatan sejarah. Marsinah adalah simbol suara perempuan yang berani melawan ketidakadilan," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (19/10).

Menurut dia, Marsinah adalah pengingat penting bahwa perjuangan perempuan Indonesia belum selesai.

"Tugas negara adalah memastikan setiap perempuan pekerja Indonesia terlindungi, dihargai, dan memiliki ruang aman untuk bersuara," kata Menteri Arifatul Choiri Fauzi.

Baca Juga:Bakar Perlengkapan Salat, RD Klaim Perempuan Tak Boleh Salat di Masjid

Ia mengatakan sosok Marsinah yang berjuang bukan dengan kekuasaan, melainkan dengan keberanian, patut diteladani generasi muda.

"Ia berdiri untuk keadilan, martabat, dan hak-hak perempuan pekerja. Keberaniannya adalah warisan moral bangsa ini, warisan yang harus kita jaga dan lanjutkan," katanya.

Marsinah adalah perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur. Ia lahir pada 10 April 1969, anak kedua dari pasangan Astin dan Sumini.

Kakak dan adiknya pun sama-sama perempuan.

Semasa hidupnya, Marsinah pernah bekerja sebagai buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik arloji di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Juga:DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025

Saat bekerja di PT CPS itu, Marsinah terkenal vokal terkait kesejahteraan buruh. Dia bahkan terkenal sebagai aktivis dalam organisasi buruh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT CPS.

Namun, ia meninggal tragis karena disiksa dan dibunuh saat memperjuangkan hak-hak buruh di PT CPS pada tahun 1993.

Tubuhnya ditemukan tewas setelah tiga hari diculik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini