- Gus Baha kisahkan doa Nabi Idris yang penuh empati kepada malaikat pembawa matahari di cuaca terik.
- Doa tulus Nabi Idris meringankan beban alam, ajarkan manusia berempati dan berdoa bagi keseimbangan bumi.
- Kisah ini ingatkan bahwa cinta sejati tampak lewat doa dan kepedulian, bukan hanya demi kenyamanan diri.
SuaraJatim.id - Beberapa waktu terakhir, Indonesia dan banyak negara lain dilanda cuaca panas ekstrem. Suhu di siang hari bisa menembus lebih dari 35 derajat Celsius.
Jalanan berdebu, udara kering, dan panas terasa menyengat sampai ke dalam rumah. Tak sedikit orang yang mengeluh kelelahan, dehidrasi, hingga sulit tidur karena hawa gerah yang tak kunjung reda.
Dalam situasi seperti ini, ceramah Gus Baha tentang doa Nabi Idris AS kepada malaikat pembawa matahari terasa begitu relevan.
Kisah yang beliau sampaikan bukan hanya pengingat tentang keajaiban seorang nabi, tapi juga mengajarkan empati dan doa di tengah ujian alam yang berat.
Baca Juga:Gubernur Khofifah Beri Penghargaan bagi 604 Pendonor Darah Sukarela 75 Kali
Berikut lima makna mendalam dari kisah itu yang bisa kita renungkan di tengah cuaca panas ekstrem hari-hari ini.
1. Nabi Idris Merasakan Beban Makhluk Lain, Bukan Hanya Dirinya
Dalam ceramahnya, Gus Baha menjelaskan bahwa Nabi Idris memiliki hati yang lembut dan penuh kasih. Ia menyadari bahwa setiap makhluk Allah, termasuk malaikat yang membawa matahari, memiliki tugas berat yang tak terlihat.
Ketika melihat panas matahari begitu terik, Nabi Idris berdoa, “Ya Allah, atas nama Nabi-Mu dan kekasih-Mu, ringankanlah beban malaikat pembawa matahari.”
Doa ini bukan karena Nabi Idris ingin cuaca sejuk untuk dirinya, melainkan karena ia merasa kasihan kepada malaikat yang memikul tugas besar itu setiap hari.
Baca Juga:15 Cara Berdagang Rasulullah SAW Agar Sukses dan Berkah
Di tengah suhu yang semakin tinggi sekarang, kita pun bisa belajar dari empati ini. Jangan hanya fokus pada ketidaknyamanan sendiri, tapi juga lihat bagaimana bumi, hewan, bahkan petani yang bekerja di bawah terik matahari, turut merasakan beban yang sama.
2. Doa Tulus Dapat Mengubah Takdir Alam
Setelah Nabi Idris berdoa, malaikat yang mengatur matahari merasa tugasnya lebih ringan dari biasanya. Ia bertanya kepada Allah, dan ternyata, keringanan itu datang karena doa Nabi Idris.
Kisah ini mengajarkan bahwa doa yang tulus bisa memengaruhi keseimbangan alam semesta. Dalam konteks masa kini, ketika perubahan iklim dan panas ekstrem semakin sering terjadi, doa menjadi bentuk kepasrahan dan kepedulian manusia terhadap ciptaan Allah.
Gus Baha sering mengatakan bahwa doa orang saleh bisa menahan bala. Maka, di saat banyak orang mengeluh soal panas, mungkin kita perlu lebih sering memanjatkan doa, bukan sekadar meminta kesejukan bagi diri sendiri, tapi juga agar bumi diberi rahmat dan keseimbangan kembali.
3. Empati dan Doa Bisa Mengangkat Derajat