- Gus Baha kisahkan doa Nabi Idris yang penuh empati kepada malaikat pembawa matahari di cuaca terik.
- Doa tulus Nabi Idris meringankan beban alam, ajarkan manusia berempati dan berdoa bagi keseimbangan bumi.
- Kisah ini ingatkan bahwa cinta sejati tampak lewat doa dan kepedulian, bukan hanya demi kenyamanan diri.
Setelah kejadian itu, Allah memuliakan Nabi Idris dan mengangkatnya ke tempat yang tinggi. Kemuliaan itu bukan karena amal besar atau kekuatan fisik, melainkan karena doa yang lahir dari kasih dan empati.
Gus Baha menekankan bahwa Allah sangat menghargai doa yang tulus untuk makhluk lain. Dari sinilah Nabi Idris diberi kedudukan tinggi. Artinya, setiap orang bisa menjadi mulia di sisi Allah bukan karena harta atau jabatan, tapi karena ketulusan hatinya mendoakan yang lain.
Di tengah panas ekstrem ini, mungkin kita tidak bisa banyak membantu orang lain secara fisik, tetapi doa yang kita panjatkan dengan ikhlas bisa menjadi bentuk kepedulian yang bernilai di sisi Allah.
4. Semua Makhluk Sedang Diuji, Termasuk Alam dan Manusia
Baca Juga:Gubernur Khofifah Beri Penghargaan bagi 604 Pendonor Darah Sukarela 75 Kali
Malaikat pembawa matahari pun pernah merasakan berat dalam menjalankan tugasnya, apalagi manusia. Kisah ini memberi pesan penting bahwa setiap makhluk Allah sedang menanggung ujiannya masing-masing.
Cuaca panas ekstrem yang kita rasakan hari ini adalah bagian dari ujian alam. Bumi menanggung akibat ulah manusia, dan manusia kini merasakan dampaknya. Namun, sebagaimana malaikat tidak pernah mengeluh, kita pun diminta untuk bersabar, beradaptasi, dan tetap berbuat baik.
Menurut Gus Baha, salah satu cara menghadapi ujian besar adalah dengan menghadirkan rasa syukur di tengah kesulitan. Nabi Idris tidak mengeluh tentang panas, tapi berdoa agar makhluk lain diberi keringanan. Ini adalah bentuk ibadah yang luhur: melihat ujian, tapi tetap menebar kasih.
5. Doa Adalah Bentuk Cinta yang Tak Terlihat
Kisah Nabi Idris memperlihatkan bahwa doa tidak hanya permohonan, tapi juga wujud kasih sayang yang paling tulus. Ia tahu bahwa tidak bisa membantu malaikat secara langsung, namun dengan doa, ia bisa meringankan tugas sang malaikat pembawa matahari.
Baca Juga:15 Cara Berdagang Rasulullah SAW Agar Sukses dan Berkah
Gus Baha menjelaskan, “Doa itu bukti cinta yang paling ikhlas. Kamu tidak bisa membantu secara langsung, tapi kamu tetap ingin yang lain bahagia.”
Ketika suhu bumi meningkat dan banyak orang menderita karena cuaca ekstrem, mungkin yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa. Tapi doa yang tulus tidak pernah kecil nilainya. Ia bisa menjadi penenang hati, pembuka rahmat, dan pengingat bahwa manusia tetap bergantung pada kasih sayang Allah.
Cuaca panas ekstrem mengingatkan kita betapa kecilnya manusia di hadapan ciptaan Allah. Kita bisa memasang AC, menyalakan kipas, atau berteduh, tapi bumi tetap memanas jika tak ada keseimbangan. Di sinilah doa Nabi Idris menjadi cermin yang menyejukkan.
Doa yang ia panjatkan bukan untuk kenyamanannya sendiri, tapi untuk makhluk lain yang sedang memikul tugas berat.
Dari kisah itu, kita belajar bahwa dunia menjadi lebih sejuk bukan karena teknologi, tapi karena hati yang saling peduli.
Ketika kita melihat terik matahari hari ini, mungkin sudah saatnya bukan hanya berkata “panas sekali”, tapi menunduk sejenak dan berkata, “Ya Allah, ringankan beban bumi dan makhluk-makhluk-Mu, sebagaimana Engkau telah meringankan malaikat pembawa matahari karena doa Nabi Idris."