Dampak Erupsi Semeru: 3 Warga Luka Berat, 204 Hektare Lahan Pertanian Rusak!

Dampak erupsi Gunung Semeru terus meluas di wilayah Kabupaten Lumajang, menyusul aktivitas vulkanik yang terjadi beberapa hari lalu.

Riki Chandra
Senin, 24 November 2025 | 12:37 WIB
Dampak Erupsi Semeru: 3 Warga Luka Berat, 204 Hektare Lahan Pertanian Rusak!
Ilustrasi tiang penyulang listrik yang rusak akibat terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (23/11/2025). [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Erupsi Gunung Semeru sebabkan luka berat dan kerusakan luas.

  • Ratusan warga Lumajang bertahan di pengungsian usai erupsi.

  • Pemerintah perpanjang status awas untuk antisipasi aktivitas lanjutan.

SuaraJatim.id - Dampak erupsi Gunung Semeru terus meluas di wilayah Kabupaten Lumajang, menyusul aktivitas vulkanik yang terjadi beberapa hari lalu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tiga warga mengalami luka berat dan ratusan hektare lahan pertanian rusak akibat erupsi Gunung Semeru tersebut.

Situasi ini membuat pemerintah daerah memperpanjang langkah tanggap darurat sambil memastikan penanganan korban berjalan optimal.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan ketiga korban luka berat kini dirawat intensif di RSUD Dr. Haryoto Lumajang.

Menurutnya, selain lahan pertanian seluas 204,63 hektare yang terdampak, terdapat 21 rumah rusak berat serta fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan gardu PLN masing-masing satu unit yang mengalami kerusakan imbas erupsi Gunung Semeru.

Abdul menjelaskan bahwa tiga desa tercatat paling terdampak, yakni Desa Supiturang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.

Warga dari wilayah tersebut masih waspada terhadap potensi aktivitas lanjutan erupsi Gunung Semeru yang statusnya tetap berada pada Level IV atau Awas.

Hingga Minggu (23/11/2025), data tim gabungan menunjukkan 528 warga mengungsi ke dua lokasi pengungsian yang telah disiapkan pemerintah: SMP Negeri 02 Pronojiwo (307 jiwa) dan SDN 04 Supiturang (221 jiwa).

“Meskipun berada di pengungsian, mereka tetap beraktivitas, seperti membersihkan rumah yang terdampak abu vulkanik maupun tetap bekerja,” ujar Abdul, Senin (24/11/2025).

Sejumlah bantuan logistik telah disalurkan BNPB untuk meringankan beban para pengungsi. Bantuan tersebut meliputi 300 matras, 300 terpal, 300 selimut, 200 boks masker medis, 200 paket plastik sampah, serta 150 paket alat kebersihan.

Adapun bantuan pangan terdiri dari 1.000 makanan siap saji dan 200 paket sembako.

“Penyerahan bantuan dilakukan bersama BNPB dan Komisi VIII DPR RI,” kata Abdul.

Badan Geologi Kementerian ESDM sebelumnya mencatat letusan terjadi pada Rabu (19/11/2025) pukul 16.00 WIB, dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 2.000 meter. Awan panas tercatat meluncur sejauh tujuh kilometer ke arah utara dan barat laut. Aktivitas tersebut terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 16 menit 40 detik.

Meski aktivitas erupsi berakhir pada pukul 18.11 WIB, pemerintah daerah masih menetapkan Status Tanggap Darurat hingga 26 November karena potensi perubahan aktivitas erupsi Gunung Semeru. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini