Upaya ini diperkuat melalui layanan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) serta Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) yang ramah perempuan dan anak.
"Upaya ini juga disertai penguatan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pelatihan, pendampingan, serta dukungan akses permodalan dan peluang usaha," katanya.
Atas pembentukan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten Kota di Jawa Timur ini Gubernur Khofifah menerima Piagam Penghargaan Atas Komitmen Dalam Mendorong Pembentukan UPTD PPA Kab/Kota di Jawa Timur.
Secara khusus penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Arifatul Choiri pada Gubernur Khofifah.
Baca Juga:Melayani Masyarakat dan Berdayakan Perempuan, Gubernur Khofifah Raih Woman Empower Award 2025
"Alhamdulillaah, ini merupakan apresiasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI atas langkah Pemprov Jatim dalam memastikan hadirnya layanan perlindungan yang lebih dekat responsif dan berpihak kepada perempuan dan anak," katanya.
"Selamat Hari Ibu ke-97 Tahun 2025, terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh ibu dan perempuan Indonesia, khususnya yang ada di Jawa Timur," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Arifah Choiri Fauzi menyampaikan peringatan Hari Ibu merupakan tonggak dari gerakan perempuan Indonesia. Saat ini banyak sekali ruang bagi perempuan Indonesia untuk berkarya dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Menteri PPPA RI juga menyampaikan bahwa sesuai quotes dari RA Kartini bahwa ketika seorang perempuan mengangkat dirinya artinya ia tidak mengangkat dirinya sendiri tetapi sedang mengangkat keluarganya, masyarakatnya, bangsa dan negaranya.
"Gubernur Khofifah salah satu contohnya, merupakan Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur, ini luar biasa," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi.
Baca Juga:Gubernur Khofifah Tinjau Desa Kertosono, Pastikan Pembangunan Tanggul Bronjong Rampung 100 Persen
Ia menuturkan perempuan sebagai pilar keluarga dan bangsa harus memiliki kualitas yang luar biasa sebagai modal membina dan membimbing anak-anaknya. Karena perempuan yang berdaya dan mampu berkarya adalah pondasi utama bagi lahirnya keluarga yang kuat, masyarakat yang inklusif serta bangsa yang adil dan berkelanjutan.
"Perempuan yang berkualitas itu bukan dari pemberian tetapi hasil dari usaha, upaya, dan proses panjang yang dilakukan oleh perempuan itu sendiri. Menjadi perempuan berkualitas harus lahir dari kesadaran perempuan sendiri," tegasnya.
Di kesempatan ini, Menteri Arifah Fauzi juga menyampaikan saat ini banyak sekali keluarga merasa sulitnya memberikan pola asuh yang baik dan tepat di era saat ini. Banyak faktor, lanjutnya, yang mempengaruhi tutur kata dan perilaku anak-anak seperti faktor ekonomi, pola asuh dalam keluarga, media sosial, lingkungan dan pernikahan usia dini.
"Mari bersama-sama kita kekuatan pondasi agama dan Budi pekerti untuk anak-anak kita, karena pondasi utama bagi anak-anak kita adalah nilai-nilai agama dan budi pekerti yang sepertinya saat ini sudah mulai ditinggalkan," pesannya. ***