Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 14 April 2019 | 18:06 WIB
Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komisariat Daerah Jawa Timur, Ismail Lutfi menunjukan batu berpahat yang ditemukan di area Situs Sekaran, Kabupaten Malang Jawa Timur, Minggu (14/4/2019). [Antara]

"Jadi, ukiran tersebut, tidak akan dilakukan saat strukturnya belum selesai. Dengan adanya data ini, kita boleh menduga, sangat mungkin dulu bangunan tersebut sudah selesai dibangun, terutama pada bagian yang memiliki ukiran tersebut," katanya.

Menurut Lutfi, bata berpahat tersebut memiliki dua fungsi, yakni pertama, hanya sekadar mempercantik bangunan. Kedua, terkait hubungan simbol-simbol tertentu yang ingin dihadirkan pada bangunan tersebut.

"Apalagi kalau relief, pasti ada pesan yang ingin disampaikan pada khalayak," katanya.

Pihaknya belum bisa memastikan bata tersebut berasal dari bagian atas, tengah, atau bawah dari bangunan yang ada.

Baca Juga: Warga Pasang Pagar Bambu Keliling, Lindungi Situs Sekaran

Namun, ia meyakini bangunan pada masa Hindu-Budha yang memiliki ukiran, tidak hanya yang berbahan batu.

Salah satu contoh bangunan berbahan bata dan memiliki ukiran adalah Situs Trowulan, di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Pada situs tersebut, terdapat Gapura Bajang Ratu, yang memiliki ukiran dari bawah hingga ke atas.

"Di Malang belum ada, tapi ada di Trowulan. Di sana, terdapat gapura Bajang Ratu, yang memiliki ukiran dari bawah. Kemudian, ukiran Sri Tanjung, yang semakin di atas makin muncul lagi, sampai puncak ada ukir-ukirannya. Itu juga berbahan bata,"katanya. (Antara)

Load More